Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Metaverse/ Shuterstock Poptika

Jakarta, FORTUNE – Belakangan muncul tren pembelian real estat di metaverse. Gejala tersebut lima tahun lalu mungkin dianggap mustahil. Namun, perkembangan teknologi nyata-nyata dapat mewujudkan investasi properti digital. 

Menukil Fortune.com, Jumat (14/1), Meta Metric Solutions, perusahaan yang melacak harga real estat digital, menyebut harga sebidang tanah di metaverse termurah telah mencapai US$13.000 atau sekitar Rp185,25 juta. Nilai itu berdasar atas penelusurannya di dua platform, yakni Sandbox dan Decentraland.

Peningkatannya bahkan lebih dari 10 kali lipat dibandingkan sebelumnya. Sebab, harga sebidang tanah terkecil di Sandbox, misalnya, rata-rata US$600 hingga US$1.000 pada Maret 2021.

Kenaikan harga disebabkan oleh sejumlah faktor, tetapi peruabahan jenama Facebook sebagai Meta merupakan penyebab utamanya. Faktor lain, baik terjadi pada Decentraland maupun Sandbox, mereka hanya membuat bidang tanah dengan jumlah terbatas, dan sengaja membuatnya menjadi langka.

Sebelum berlanjut, metaverse sebenarnya ruang virtual yang mencakup pelbagai teknologi, seperti media sosial, gim, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan kripto. Dengan sejumlah teknologi tersebut, penggunanya dapat berinteraksi melalui karakter virtualnya atau avatar.

Berikut daftar sejumlah perusahaan maupun investor yang telah mengkapling tanah di metaverse, seperti dikutip dari berbagai sumber.

1.PWC Hong Kong

PWC cabang Hong Kong, bagian dari PricewaterhouseCoopers (PWC), menjadi contoh perusahaan besar yang terjun ke metaverse. PWC membeli lahan real estat virtual di The Sandbox—sebuah platfotm gim yang dikembangkan oleh jenama Animoca pada 2019 dengan biaya US$2,5 juta atau sekitar Rp35,6 miliar.

William Gee, mitra di PwC Hong Kong, mengatakan bahwa perusahaan akan berupaya memanfaatkan keahlian untuk memberikan saran kepada klien tentang metaverse. Ia kemudian menyebut teknologi yang sedang berkembang sebagai "fenomena digital."

Sementara, Sebastien Borget, Chief Operating Officer The Sandbox, menyambut baik PwC Hongkong. Dia berkata bahwa Metaverse terbuka untuk bisnis.

2.Samsung

Editorial Team

Tonton lebih seru di