Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi virus ransomware (unsplash.com/Glen Carrie)
Ilustrasi virus ransomware (unsplash.com/Glen Carrie)

Intinya sih...

  • Indonesia jadi target serangan siber dengan 3,64 miliar serangan siber atau anomali trafik sepanjang Januari hingga Juli 2025.

  • Ransomware paling berbahaya di Indonesia adalah The Gentlemen yang menyandera data produksi, kontrak bisnis, dan rahasia perusahaan.

  • Funksec dan Killsec3 juga termasuk ransomware berbahaya yang berhasil menguasai perangkat SCADA dari PERUMDA air minum dan institusi militer.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Indonesia masih menjadi target serangan siber atau cyber crime para pelaku kejahatan. Bahkan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat adanya 3,64 miliar serangan siber atau anomali trafik di Indonesia sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Pengamat Teknologi Informasi (IT) dan Keamanan Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menilai, perkembangan teknologi seperti  enkripsi, bitcoin, hingga Artificial Intelligence (AI) bila di tangan orang jahat dapat digunakan sebagai alat kejahatan seperti ransomware dan extortionware. 

Bahkan, kejahatan yang merajalela justru menggunakan enkripsi sebagai alat menyandera data korbannya dan memanfaatkan cloud seperti RaaS Ransomware as a Services dalam menjalankan aksinya.

Alfons memandang tahun ini aksi ransomware yang diikuti extortionware  makin marak dan nama-nama baru bermunculan. Korban ransomware ini datang dari berbagai sektor dan kali ini sektor pemerintahan termasuk sektor militer dan sektor swasta hampir berimbang menjadi korban ransomware. 

“Ada satu ransomware yang berhasil menjerat 3 korban institusi Indonesia di 2025 dan konyolnya ada juga group usaha yang dalam 1 tahun bisa menjadi korban dua ransomware yang berbeda terpaut jangka waktu 6 bulan,” kata Alfons melalui keterangan tertulis kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (27/11).

Ransomware The Gentlemen paling berbahaya

ilustrasi hacking ransomware (sumber: unsplash.com/rohan)

Untuk itu, Vaksincom mengungkapkan tiga ransomware yang paling berbahaya dan pernah menyerang Indonesia. Ransomware yang paling berbahaya di 2025 adalah The Gentlemen yang berhasil memakan korban dua institusi swasta yang bergerak di sektor otomotif dan logistik serta salah satu institusi pemerintah yang bergerak dalam produksi pupuk. 

“Data yang ekstorsi oleh The Gentlemen dari korbannya adalah data produksi, data manufakturing, internal memo, dokumen rapat, negosiasi, rahasia perusahaan seperti kapasitas dan kemampuan produksi, kontrak bisnis, MOU diumbar oleh The Gentlemen karena korbannya menolak membayar uang tebusan,” jelas Alfons.

Ransomware berbahaya lainnya ialah Funksec dan Killsec3 dimana Funksec berhasil menguasai perangkat SCADA dari PERUMDA air minum dan celakanya akses tersebut dilelang oleh Funksec kepada peminat yang bersedia membayar. 

Dalam setiap kebocoran data, menurut Alfons, yang paling menderita adalah pemilik data. Seperti dalam kasus anggota institusi militer yang datanya bocor, menurutnya pengelola data melakukan mitigasi dan menginformasikan kepada pemilik data. Hal ini dilakukan supaya mereka sadar kalau data sudah bocor dan bisa mengantisipasi terhadap eksploitasi data tersebut sehingga tidak menjadi korban penipuan.

Editorial Team