Jakarta, FORTUNE – Perekonomian digital Indonesia dianggap memiliki pertumbuhan yang menjanjikan sehingga menjadi peluang bagi pelaku sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Meski demikian, transformasi digital di dalam negeri masih menghadapi sejumlah masalah.
Pernyataan tersebut merupakan kesimpulan dari diskusi yang membahas laporan dari firma riset Ernst & Young Indonesia. Acara yang digelar oleh Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade) ini bertujuan membantu investor memahami lanskap transformasi industri ICT dan digital, potensi pasar Indonesia, dan peluang bagi pelaku usaha.
Perekonomian Indonesia dianggap telah menunjukkan kinerja baik selama beberapa dekade terakhir. Indonesia bahkan diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedelapan pada 2040.
Indonesia juga telah berkembang menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia Tenggara. Negara ini diprediksi akan meraih US$173 miliar dari industri komunikasi dan telekomunikasi pada kurun 20 tahun mendatang berkat kondisi demografi, kontribusi UMKM, serta adopsi teknologi yang cepat.
“Kami melihat kondisi unik ini telah menciptakan lingkungan yang tepat, dan peluang besar bagi para pelaku industri ICT di berbagai sektor untuk berkembang,” kata EY-Parthenon Partner, Strategy and Transactions, PT Ernst & Young Indonesia, Anugrah Pratama, dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Selasa (11/10).
Menurutnya, peluang bisnis ICT yang besar ini tecermin dari kehadiran 9 unicorn atau perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$1 miliar.
Ekosistem digital Indonesia, baik dari sisi permintaan maupun pasar, secara keseluruhan masih dalam tahap awal, serta membutuhkan dukungan untuk berkembang lebih jauh. Terdapat sejumlah tantangan seperti pasar yang kurang tergarap. Belum lagi masalah seperti kesenjangan antarwilayah, literasi digital, akses keuangan, dan sebagainya.
Dari perspektif industri, tantangannya mulai dari inefisiensi dalam melayani pelanggan, logistik, biaya operasional tinggi, rantai pasokan IT yang terdisrupsi serta intelijen pasar yang terbatas.