Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi e-commerce
ilustrasi e-commerce (freepik.com/rawpixel.com)

Intinya sih...

  • Biaya e-commerce dipandang sebagai investasi yang dapat meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis.

  • Hasil survei menunjukkan pemahaman seller terhadap struktur biaya e-commerce cukup tinggi.

  • Alokasi biaya untuk diskon dan promo menjadi yang terbesar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Di tengah persaingan bisnis digital yang makin ketat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus dituntut beradaptasi. Salah satu perubahan menarik muncul dari cara para penjual (seller) memandang struktur biaya pada platform e-commerce. Sebelumnya, komponen itu dianggap sebagai beban, tapi kini dinilai sebagai investasi yang dapat meningkatkan penjualan dan memperkuat pertumbuhan bisnis.

Perubahan perspektif tersebut terungkap dalam riset Katadata Insight Center (KIC) bertajuk “Biaya Tambahan dan Strategi Penjualan: Membaca Suara Seller E-Commerce”.

Direktur Eksekutif KIC, Fakhridho Susilo, menjelaskan riset dilakukan pada 19 September–9 Oktober 2025 menggunakan metode campuran. Survei kuantitatif digelar terhadap 602 penjual UMKM yang telah berdagang minimal satu tahun, kemudian diperkuat dengan wawancara mendalam guna menangkap persepsi lebih mendetail.

“Sejumlah seller mulai memandang biaya administrasi dan komponen biaya lainnya sebagai bagian dari investasi yang berpotensi meningkatkan penjualan dan pertumbuhan bisnis UMKM,” kata Fakhridho dalam keterangannya, Rabu (26/11).

Hasil survei menunjukkan pemahaman penjual terhadap struktur biaya e-commerce cukup tinggi. Komisi menjadi komponen biaya yang paling banyak diketahui, yakni 41,5 persen.

Setelah itu disusul payment fee sebesar 34,2 persen; ongkos kirim subsidi 29,1 persen; diskon dan promo 13,8 persen; biaya operasional tambahan 9,3 persen; biaya iklan 7,3 persen; biaya kampanye 1,3 persen; serta komponen lain-lain 21,1 persen.

Tingginya tingkat pemahaman ini membuat mayoritas penjual memasukkan biaya platform ke dalam strategi bisnis mereka, yang tecermin pada skor penilaian 8,39 dari skala 1–10.

Para penjual itu menilai biaya yang mereka keluarkan berkontribusi pada peningkatan eksposur produk dan penjualan. Penilaian dari segi hasil mencapai skor 8,31, sementara kontribusi biaya terhadap performa bisnis mencapai skor tertinggi, yaitu 8,56.

KIC menyatakan 91,2 persen responden mengakui manfaat yang diterima sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, khususnya dalam hal peningkatan visibilitas produk, trafik pembeli, dan dukungan fitur promosi.

Alokasi biaya untuk diskon dan promo menjadi yang terbesar, yakni 16,7 persen, mencerminkan bahwa strategi harga masih menjadi pendekatan utama seller. Setelah itu, biaya operasional tambahan dan admin fee juga cukup besar porsinya.

Pengeluaran untuk iklan dan kampanye berbayar menunjukkan tren yang kuat terutama di TikTok Shop, Tokopedia, dan Shopee, yang secara berturut-turut menempati proporsi belanja promosi tertinggi.

Riset juga mengungkap mayoritas seller mengakui penjualannya meningkat signifikan setelah aktif berjualan pada platform e-commerce. Sebagian besar melaporkan kenaikan jumlah pembeli, peningkatan jumlah produk terjual, serta pertumbuhan omzet.

Editorial Team