Jakarta, FORTUNE – Data bagaikan ‘minyak baru’, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali mengulangi pernyataan itu ke publik. Itu menggambarkan betapa tingginya nilai data hingga disandingkan dengan komoditas sekelas minyak. Bahkan, menurut sang kepala negara, data dengan validitas tinggi lebih berharga ketimbang minyak.
“Data yang valid menjadi salah satu kunci pembangunan,” begitu katanya pada awal tahun lalu.
Pernyataan Jokowi bukan tanpa basis. Berbagai perusahaan dengan pertumbuhan signifikan—seperti Gojek, Tokopedia, Grab, Bukalapak, Traveloka, dan OVO—mengandalkan data sebagai kunci melahirkan terobosan. Mereka merancang produk yang memecahkan masalah berdasarkan profil, pola perilaku, hingga selera konsumen.
Tak ayal, banyak pihak memburu data, apa pun bentuknya. Pada akhirnya, melesatnya pamor data juga membawa risiko kebocoran, seperti terjadi belakangan ini.