TECH

Negosiasi Gagal, Lockbit Klaim Telah Menyebarkan Data BSI ke DarkWeb 

Pengamat IT: pemulihan serangan siber berlangsung lama.

Negosiasi Gagal, Lockbit Klaim Telah Menyebarkan Data BSI ke DarkWeb ilustrasi hacker (pexels.com/Mikhail Nilov)
16 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Masyarakat di media sosial kembali dihebohkan dengan pernyataan kelompok ransomware LockBit 3.0 yang mengaku telah menyebarkan data PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) setelah pihak BSI tidak mengindahkan negosiasi. 

Hal tersebut diungkap dari akun Twitter @darktracer_int yang menulis bahwa geng LockBit 3.0 telah menyebar 15 juta data nasabah, data pegawai hingga 1,5 terabyte internal data.  

"Masa negosiasi telah berakhir, dan grup ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di web gelap," tulis akun tersebut.

Pengamat IT: pemulihan serangan siber berlangsung lama

Seorang Hacker
ilustrasi hacker (unsplash.com/Nahel Abdul Hadi)

Menanggapi hal tersebut, Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja mengatakan bahwa memasuki era digital, serangan siber memang tidak dapat dielakkan dan bakal kerap terjadi. 

Sebagai contoh, tahun lalu aksi peretasan dan penyusupan ke sistem IT juga sempat menyerang Bank Indonesia (Bi), Pertamina hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Ia menambahkan, kejahatan dunia maya ini bukanlah hal baru, tapi telah terjadi sejak awal tahun 2000-an, dan kini intensitasnya semakin meningkat seiring makin pesatnya pertumbuhan penggunaan sistem TI pada proses kerja dan bisnis di swasta maupun pemerintahan. 

"Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di Negara lain pun kerap terjadi dan instensitasnya cukup tinggi," kata Ardi. 

Lebih lanjut, Ardi menyebutkan bahwa insiden serangan ransomware seperti yang dialami bank syariah ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2017, ransomware WannaCry diketahui melakukan serangan pada sebuah lembaga layanan kesehatan. Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa Lembaga dan perusahaan apapun. 

Oleh karenanya menyikapi ancaman yang kerap terjadi tersebut Ardi menilai masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan karena sebenarnya sudah ada protap di industri dalam mengatasi serangan yang terjadi. 

Proses assesment dan forensik digital hingga pemulihan, menurut Ardi, memakan waktu cukup panjang, dan tidak bisa cepat. Karena butuh kehati-hatian melihat apa saja yang terdampak. Masyarakat, katanya, perlu bersabar karena proses restorasi perlu penilaian menyeluruh yang memakan waktu. 

"Saya yakin ini sekarang sudah ditangani oleh tim yang sangat berpengalaman, cuma masyarakat harus bersabar," ujar Ardi.

BSI bersihkeras menyatakan data nasabah aman

Gedung Kantor BSI
ShutterStock/CahyadiSugi

Related Topics