Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ide konten tiktok
ilustrasi membuat konten TikTok (unsplash/social.cut)

Jakarta, FORTUNE - Keberatan pemerintah Cina terhadap tarif baru Amerika Serikat menjadi penyebab tertundanya kesepakatan penjualan TikTok, demikian disampaikan Presiden Donald Trump pada Minggu (6/4). Penundaan ini mengancam kelanjutan operasional aplikasi tersebut di AS.

“Kami sebenarnya sudah hampir mencapai kesepakatan untuk TikTok—bukan sepenuhnya kesepakatan, tapi sudah sangat dekat—lalu Cina mengubah kesepakatannya karena masalah tarif,” kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington usai akhir pekan panjang di Florida.

“Kalau saya sedikit menurunkan tarif, mereka akan menyetujui kesepakatan itu dalam 15 menit. Itu menunjukkan betapa besar kekuatan tarif,” ujarnya, mengutip Fortune, pada Selasa (8/4).

Pemerintahan Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz, tengah merumuskan kesepakatan penjualan TikTok kepada pihak Amerika. Langkah ini sesuai dengan undang-undang bipartisan yang disahkan pada 2024, yang mewajibkan pemilik TikTok, ByteDance Ltd., untuk melepas kepemilikan unit AS-nya. Namun, rencana tersebut memerlukan persetujuan dari pemerintah Cina.

Proses negosiasi alot

Sebelum pengumuman tarif baru oleh Trump pada Rabu lalu, kesepakatan penjualan TikTok dikabarkan hampir final. Proses ini dipimpin oleh konsorsium investor Amerika yang melibatkan Oracle Corp., Blackstone Inc., dan Andreessen Horowitz.

Meski belum diumumkan secara resmi, Trump mengungkapkan bahwa keberatan dari Beijing telah menghambat kesepakatan tersebut. The Washington Post sebelumnya melaporkan bahwa kebijakan Trump dalam meningkatkan tarif terhadap Cina turut memicu mandeknya negosiasi.

Trump baru-baru ini menetapkan tambahan tarif sebesar 34 persen terhadap produk asal Cina, melanjutkan tarif 20 persen yang telah diberlakukan awal tahun ini. Sebagai respons, Cina mengumumkan tarif balasan sebesar 34 persen atas semua impor dari AS yang akan mulai berlaku 10 April. Otoritas Cina juga menyampaikan rencana pembatasan ekspor sejumlah logam tanah jarang.

Trump pernah menyatakan kesediaannya untuk merundingkan penurunan tarif, asalkan Cina menyetujui penjualan TikTok kepada pihak AS. Sesuai undang-undang 2024, ByteDance seharusnya menyelesaikan divestasi TikTok di AS paling lambat 19 Januari.

Namun, perusahaan asal Cina itu enggan menjual bisnis yang dinilai sangat menguntungkan, dengan estimasi valuasi mencapai antara US$20 miliar hingga US$150 miliar. Trump sebelumnya telah memperpanjang tenggat waktu tersebut, dan pada Jumat (4/4) lalu kembali menandatangani perpanjangan 75 hari berikutnya.

Editorial Team