Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset: Penggunaan E-Wallet Makin Masif, OVO Juara

Shutterstock/mrmohock

Jakarta, FORTUNE - Kadence International Indonesia meluncurkan hasil penelitian terbarunya “Penggunaan dan Perilaku Pengguna Pembayaran Digital dan Layanan Keuangan di Indonesia”.

Riset yang dilakukan pada Juli 2021 yang melibatkan 1.000 responden secara online di beberapa kota besar di Indonesia ini menunjukkan adanya tren peningkatan yang signifikan penggunaan keuangan digital, antara lain dipicu terjadinya pandemi Covid -19.

Survei dilakukan di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang. Di dalam riset ini, Kadence meneliti pola perilaku pengguna aktif 14 platform pembayaran digital yang ada di Indonesia saat ini, seperti OVO, GoPay, ShopeePay, dan DANA.

Untuk apa masyarakat menggunakan pembayaran digital?

Hasil survei yang dirilis pada Kamis, (30/08) mengungkapkan, 44 persen responden menggunakan pembayaran digital setidaknya 4 kali dalam seminggu untuk melakukan 5 jenis transaksi online. Di antaranya untuk pembelian pulsa, pemesanan makanan, belanja online, pembayaran tagihan dan transportasi. Selain itu, setidaknya juga melakukan transaksi offline di satu sampai dua merchant dalam tiga bulan terakhir.

Temuan ini merupakan cerminan perubahan perilaku masyarakat termasuk dalam bertransaksi, khususnya karena dipicu pandemi Covid-19. Masyarakat secara tidak langsung dipaksa untuk mengadopsi transaksi digital dalam memenuhi kebutuhan hariannya dan mengharuskan mereka mengenal secara lebih dekat berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran yang hadir dalam berbagai pembayaran digital.

Hal ini pun turut mendorong tingkat penggunaan pembayaran digital di Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi pembayaran digital meningkat dari Rp145 triliun pada 2019 menjadi Rp205 triliun pada 2020.

Pembayaran digital memacu pertumbuhan ekonomi

Sebastian selaku Quantitative Director Kadence, mengatakan saat ini pembayaran digital turut berperan dalam pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia. Selain karena konsumen khususnya di kota besar yang makin paham digital, juga adanya kemudahan dan sistem keamanan bertransaksi yang banyak disediakan oleh perusahaan penyedia layanan keuangan digital.

Ditambah dengan adanya fitur layanan keuangan digital yang makin beragam, seperti investasi dan asuransi yang makin menarik minat masyarakat untuk semakin mengenal instrumen layanan keuangan digital ini.

“Hal ini tentu saja juga dapat memberikan efek positif terhadap peningkatan literasi dan inklusi keuangan nasional yang berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.

Lalu platform pembayaran digital mana yang paling diminati? Berikut perinciannya berdasarkan kategori.

Aspek brand awareness

Berdasarkan brand awareness atau kesadaran merek, responden menilai bahwa OVO merupakan platform pembayaran digital yang paling mereka kenal dengan perolehan persentase sebesar 96 persen, disusul oleh GoPay dengan raihan 95 persen. Selanjutnya, DANA juga memiliki tingkat kesadaran merek yang cukup tinggi yaitu sebesar 93 persen, di mana angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan ShopeePay (81 persen).

Walaupun ShopeePay memiliki kesadaran merek yang lebih rendah, tapi ShopeePay mampu mendapatkan pengguna aktif sebanyak 57 persen, lebih besar dari pengguna aktif DANA, yaitu 46 persen. Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa ShopeePay memiliki posisi yang kuat di mata masyarakat.

Pengguna aktif terbanyak

Apabila dianalisis lebih lanjut dari jumlah pengguna aktif, OVO juga mendominasi dengan perolehan skor sebesar 71 persen, disusul GoPay sebesar 64 persen.

Khususnya dalam hal transaksi pemesanan makanan online, OVO bersaing ketat dengan GoPay, tapi tetap memimpin transaksi dengan skor 81 persen. Sedangkan GoPay memperoleh persentase sebesar 75 persen.

Pola yang sama terlihat dalam hal transaksi offline dimana OVO juga merupakan platform pembayaran digital yang paling banyak digunakan. Salah satunya untuk transaksi di warung, OVO unggul dengan skor 38 persen sementara DANA menempati posisi kedua dengan skor 36 persen.

OVO, GoPay, dan ShopeePay. Siapa juaranya?

Dok. DANA

Dengan kondisi pengguna aktif terbesar, 31 persen responden juga menjadikan OVO sebagai merek yang paling sering mereka gunakan, disusul oleh GoPay (25 persen), dan ShopeePay (20 persen) dibanding platform pembayaran digital lainnya.

Selain karena ekosistemnya yang luas, OVO juga dipilih karena alasan kemudahan penggunaan aplikasi, jaminan keamanan dan kerahasiaan, serta banyak direkomendasikan oleh banyak orang. OVO juga mendapat poin tertinggi dari pengulangan penggunaan oleh pengguna yang mencerminkan banyaknya manfaat yang mereka dapatkan ketika bertransaksi menggunakan OVO.

Berbeda dengan OVO, platform pembayaran digital ShopeePay dipilih oleh responden dengan alasan gencarnya promosi menarik yang dilakukan serta biaya top up yang rendah, dan cenderung digunakan bertransaksi kebutuhan harian seperti peralatan rumah tangga, produk perawatan diri dan kesehatan serta pembelian barang elektronik. Hal ini berkaitan dengan ekosistem ShopeePay yang terhubung dengan Shopee sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.

Pengguna platform pembayaran digital didominasi laki-laki

Dari segi pengguna, dibandingkan dengan pembayaran digital lain, OVO menjadi pilihan bagi pengguna di usia produktif (25-45 tahun) seluruh gender dengan komposisi yang hampir imbang, yaitu laki-laki sebesar 51 persen dan perempuan 49 persen. Berimbangnya komposisi pengguna juga dialami oleh DANA dengan perbandingan 55 persen laki-laki dan 45 persen perempuan.

Di sisi lain, GoPay dan ShopeePay lebih disukai oleh responden yang berada di kalangan usia muda sekitar 18-24 tahun. Pengguna GoPay didominasi oleh laki-laki, sedangkan pengguna ShopeePay didominasi oleh perempuan.

Penggunaan platform pembayaran digital pun semakin meluas. Berbagai instrumen layanan keuangan digital pun turut dihadirkan para pemain pembayaran digital ini dalam ekosistemnya seperti pembayaran asuransi dan investasi.

Hal ini sejalan dengan tren investasi serta kebutuhan masyarakat tentang proteksi Kesehatan yang meningkat di kala pandemi. Berdasarkan Data statistik publik yang dikeluarkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada bulan Januari 2021 terjadi peningkatan jumlah investor pasar modal yang signifikan, demikian pula dengan premi asuransi kesehatan tumbuh positif pada kuartal I menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).

Share
Topics
Editorial Team
Desy Yuliastuti
pingit aria mutiara fajrin
3+
Desy Yuliastuti
EditorDesy Yuliastuti
Follow Us