Bappenas: 30% UMKM Siapkan Dana Operasional Cadangan

Dana cadangan dibutuhkan dalam situasi seperti pandemi.

Bappenas: 30% UMKM Siapkan Dana Operasional Cadangan
Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi, Kementerian PPN/Bappenas, Ahmad Dading Gunadi. (Dok. Bappenas)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sebanyak 30 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia berencana menyiapkan dana operasional cadangan guna menghadapi berbagai situasi tidak terduga yang berdampak buruk bagi bisnis yang mereka jalankan.

Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Ahmad Dading Gunadi mengatakan, situasi buruk seperti pandemi Covid-19, mengakibatkan pendapatan dan tabungan UMKM hilang.

“Ada tiga tantangan utama yang dihadapi UMKM ke depan, yakni berkaitan dengan transformasi digital, ekspansi usaha, dan biaya operasional, di mana UMKM berencana membentuk dana cadangan ke depan,” ujar Dading dalam pantauan webinar side event G20, Senin (23/5).

Tantangan selain dana operasional

Pekerja menjemur ikan teri di sentra UMKM olahan ikan di Desa Dadap, Juntinyuat, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.

Dading juga mengungkapkan beberapa data yang dihimpun pihak Kementerian PPN selama pandemi, sebanyak 55 persen usaha kecil menunda melakukan ekspansi usaha. Mereka pun kini terpaksa butuh waktu lebih lama untuk meningkatkan usaha akibat situasi yang tidak menentu.

Lalu, ada pula 40 persen UMKM berharap segera membawa usaha mereka untuk bertransformasi secara digital, paling tidak menggunakan platform e-commerce untuk menjual produk-produk yang dihasilkan. Pasalnya, ada 94 persen konsumen jasa digital berniat melanjutkan konsumsinya setelah pandemi terlewati.

Berbagai upaya pemerintah

Menparekraf, Sandiaga Uno, mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. (dok. Kemenparekraf)

Pemerintah tidak tinggal diam melihat berbagai tantangan yang dihadapi UMKM ini. “Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi, seperti mensubsidi biaya operasional yang dikeluarkan UMKM dan memediasi UMKM penyewa toko dengan pelaku usaha pusat belanja, agar biaya sewa jadi lebih mudah,” katanya.

Selain itu, pemerintah terus perkuat rantai pasok dan jaringan logistik UMKM dengan mendorong kemitraan, peningkatan produktivitas, modernisasi jasa logistik, dan meningkatkan keahlian digital para pelaku UMKM.

“Kami juga menyediakan mediasi dan diskusi di antara asosiasi usaha di seluruh sektor dengan UMKM, termasuk sektor keuangan dan logistik,” ucapnya.

Database UMKM terintegrasi

Ilustrasi E-commerce. Shutterstock/Robert Kneschke

Untuk memaksimalkan UMKM di Indonesia, Pemerintah Indonesia kini sedang membuat database UMKM yang saling terintegrasi. Kementerian Koperasi dan UKM memimpin proyek ini dan mulai mengumpulkan data terkait UMKM dari seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia sampai dua tahun ke depan.

“Salah satu persoalan UMKM adalah database yang masih tidak terintegrasi antara beberapa kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Untuk itu, pemerintah mendesain pembangunan database UMKM terintegrasi tahun lalu, dengan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga,” ujar Dading.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M