Tesla Investasi Power Bank Raksasa di RI, Pengamat Ingatkan Hal Ini

Kualitas SDM dan penerapan ESG perlu menjadi perhatian

Tesla Investasi Power Bank Raksasa di RI, Pengamat Ingatkan Hal Ini
Ilustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Tesla Inc. dikabarkan menyatakan minat berinvestasi di Indonesia untuk proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS). Ini merupakan kali kedua produsen mobil listrik ini menyatakan keinginanya berinvestasi, meski wacana sebelumnya tak kunjung terealisasi. 

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan rencana Tesla memilih Indoensia sebagai sebagai tempat produksi merupakan momentum yang tidak boleh disia-siakan.  Hal ini bisa berdampak positif bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik dlama negeri, pemanfaatan energi ramah lingkungan, maupun rencana hilirisasi pertambangan di Indonesia.

“Arah dari hilirisasi nikel Indonesia ini kan tidak berhenti pada baterai saja, tapi juga pada pengadaan ESS. Menurut saya, ini menjadi salah satu hal yang bisa didorong dalam program hilirisasi nikel,” katanya saat diwawancarai Fortune Indonesia, Kamis (31/3). “Tesla, adalah salah satu pemain global yang sangat besar dan memang nature dari bisnisnya itu adalah di mobil listrik dan produk-produk sustainable.”

Andry menjelaskan, Tesla sebagai perusahaan global yang sangat concern pada hal-hal berkelanjutan, pasti menginginkan sebuah sistem bisnis yang berkelanjutan, mulai dari hulu sampai hilirnya.

“Artinya dari segi lingkungan tidak mencemari lingkungan, dari segi sosial tidak ada praktek yang berimplikasi pada konflik sosial, dan tata kelola perusahaan yang memenuhi aspek good governance, jadi tidak ada konflik, intrik, atau politik, dalam keputusan bisnisnya,” ucapnya.

Perhatian SDM dan ESG

Bisnis berkelanjutan dengan ESG. (Pixabay/Geralt)

Meski Tesla pernah batal untuk berinvestasi di Indonesia pada proyek industri baterai listrik, setidaknya dua aspek yang harus difokuskan pemerintah Indonesia sebagai upaya mendorong ekosistem bisnis ini, yaitu dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan penerapan standar environment, social, and governance (ESG).

“Kemampuan SDM kita masih belum cukup memenuhi syarat yang diharapkan Tesla, yakni SDM terampil di teknologi tinggi. Maka, itulah mengapa, Tesla akhirnya memilih Bangalore, India, sebagai salah satu tempat untuk menanamkan investasi. Karena, ekosistem perusahaan teknologi tinggi ada di sana, dan SDM terampil di sana dianggap sudah mumpuni,” kata Andry.

Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai belum tampak menerapkan ESG di skala global.

“Beberapa BUMN seharusnya sudah bisa memberikan contoh pengaplikasian ESG di masing-masing perusahaan yang akan terlibat di bisnis dan investasi berkelanjutan,” tuturnya.

Luhut berharap investasi kali ini tidak gagal

Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. (dok. Kemenko Marves)

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa Tesla memang menghubunginya terkait minat berivestasi kembali di Indonesia. Namun, ia berharap kegagalan investasi pada waktu sebelumnya tidak terulang lagi.

“Saya bilang ke mereka (Tesla), ‘hey you can not do this’. Saya bilang sama dia, ‘today is different’. Kita harus sama. Saya bilang, kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic. This country is a great country," kata Luhut di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/3).

Luhut mempersilakan Tesla untuk berinvestasi, meski sudah memiliki kesepakatan dengan perusahaan Cina dan Korea Selatan. “Saya kasih syarat, kau (Tesla) mau nggak kalau kita harus B to B, kau harus technology transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang sama aku oke deal. Itu kita lakukan,” katanya.

Pemerintah masih terus menjajaki minat Tesla

Ilustrasi sistem penyimpanan energi Tesla. (Tesla.com)

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) terus menjajaki berbagai peluang investasi oleh Tesla Inc. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini dinilai memiliki teknologi ESS yang cukup baik dan cukup sukses mengembangkan bisnisnya di banyak negara, seperti Australia dan India.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengungkapkan minat Tesla untuk berinvestasi di proyek ESS sejalan dengan upaya transisi energi yang terus digaungkan pemerintah.

"Saya kira itu (Indonesia) butuh ESS ini yang skala besar untuk memastikan pasokan listrik stabil. Energi yang dihasilkan oleh solar panel disimpan terlebih dulu atau untuk menstabilkan outputnya. ESS saya kira akan besar permintaannya, karena enggak semua daerah di Indonesia punya geothermal," ujar Seto dalam acara Coal Outlook, Rabu (30/3).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M