40% Pengusaha Kuliner Terkendala Mengelola Bisnis Secara Manual

Solusi digitalisasi dibutuhkan untuk kelancaran bisnis.

40% Pengusaha Kuliner Terkendala Mengelola Bisnis Secara Manual
Ilustrasi barista sedang meracik minuman di kedai kopi. Shutterstock/Mallika Home Studio
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di era digitalisasi ternyata masih banyak pengusaha yang menjalani operasional bisnis restoran secara manual. Faktanya proses manual itu sangat menyita waktu, tenaga, bahkan biaya. Food Market Hub merilis hasil survei yang menyebutkan bahwa sekitar 40 persen perusahaan makanan dan minuman terkendala proses pengelolaan bisnis yang dilakukan secara manual.

Survei internal ini disebar kepada 34 restoran dan pemasok yang telah minimal dua bulan menggunakan layanan Food Market Hub. Dalam keterangan resmi Kamis (21/7), survei juga menyebutkan, sekitar 30 persen perusahaan menghadapi tantangan terkait pelacakan inventaris, disusul 30 persen sisanya memiliki masalah pada pelacakan pesanan. Beragam faktor itu kemudian membuat pengusaha makanan dan minuman terus mencari solusi. Salah satunya dengan menggunakan layanan Food Market Hub.

Solusi lewat digitalisasi

Sebanyak 50 persen responden mengatakan, digitalisasi yang ditawarkan Food Market Hub memudahkan menjalani operasional bisnis. Sementara, 20 persen mengaku terbantu dalam pengadaan bahan baku. Ada tiga dari lima fitur yang diandalkan para pengusaha makanan dan minuman, yakni analisis (50 persen), inventarisasi dan pengadaan (30 persen). 

“Tingkat efisiensi meningkat dan pencatatan menjadi lebih akurat. Tidak ada lagi kasus kertas hilang, lupa input atau harus menunggu data dari kantor yang prosesnya manual. Semua bisa dilakukan lebih realtime,” ucap Assistant Operation Supervisor Kopikalyan, Rahmawan Andyka. 

Lebih lanjut, pendanaan (funding) menjadi salah satu fitur yang diharapkan tersedia di aplikasi. Sebanyak 30 persen pengusaha makanan dan minuman berharap bisa mencicipi fitur tersebut sebab persoalan modal juga menjadi salah satu masalah yang sering dialami. 

“Saat ini Food Market Hub sedang mengembangkan dan siap melakukan proyek perdana di Malaysia. Diharapkan, pada tahun depan, Indonesia sudah bisa menikmati fitur funding ini,” kata Acquisition Lead Food Market Hub, Rona Hartriant dalam keterangan resmi.

Selain funding, para pebisnis berharap dapat terhubung dengan supplier baru (30 persen) dan adanya payment gateway guna memudahkan invoicing dan pembayaran (20 persen). Secara khusus pengguna platform FMH bisa terhubung dengan pemasok atau supplier bahan baku sesuai keinginan serta mengintegrasikan sistem yang sudah mereka pakai (POS, inventori, sistem akunting, dan sebagainya) di restoran ke dalam platform berbasis cloud FMH.

Dengan demikian, proses pemesanan bahan baku dinilai akan menjadi lebih mudah dan efisien karena pengambilan keputusan terkait pengadaan barang bisa dilakukan melalui satu platform.

Untuk diketahui, FMH merupakan perusahaan asal Malaysia, didirikan oleh Anthony See yang merupakan pemilik restoran dan Shayna Teh tahun 2017 lalu. Selain Malaysia dan Indonesia, FMH juga telah hadir di Thailand, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M