Empat Sektor Bisnis Tahan Krisis Saat Pandemi Covid-19

Perhatian fokus ke digitalisasi, inovasi, dan cyber security

Empat Sektor Bisnis Tahan Krisis Saat Pandemi Covid-19
Shutterstock/Lightspring
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Fortinet merilis sebuah laporan bisnis bersama Frost & Sullivan yang bertajuk From Survival to Success: Learning, adapting, and growing in the New Normal. Laporan yang diumumkan awal Agustus ini memaparkan penemuan menarik.

Setelah selama setahun semua sektor bisnis melakukan transformasi digital karena terdesak pandemi Covid-19, terungkap keberhasilan sektor-sektor yang sebelumnya dianggap tidak unggul dalam hal digitalisasi. Di antaranya ada sektor bisnis ritel dan sektor pendidikan tradisional.

Terlihat pula bagaimana peran sumber daya manusia TI (teknologi informasi) yang berada di garis terdepan perusahaan saat ini, setelah sebelumnya kurang ditekankan perannya dalam keberhasilan bisnis. Di samping itu, ada ancaman yang membayangi karena proses transformasi digital berlangsung secara tergesa-gesa. Laporan ini juga memperlihatkan bahwa semakin canggih dan banyaknya serangan siber terhadap informasi perusahaan yang dimiliki.

Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia mengatakan, di Indonesia ekonomi digital meningkat hingga 11% selama pandemi. Fakta ini mendukung hasil dari laporan Fortinet, di mana untuk bertahan, semua aspek bisnis dengan cepat berpindah dari fisik ke digital.

“Kondisi ini tidak ideal karena didesak oleh pandemi bukan karena inisiatif perusahaan yang terencana. Banyak perusahaan memilih strategi "bertindak dulu, aman nanti" dalam hal siber. Akibatnya, penjahat siber dapat dengan mudah menargetkan mereka sebagai korban,” katanya.

Oleh karena itu, perusahaan juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk tenaga TI. Agar kualitas mereka bisa memadai untuk menghadapi perkembangan dan serangan siber yang terus berkembang dan berpotensi merugikan bisnis.

Dia melanjutkan, dari laporan ini diharapkan para klien, mitra, serta masyarakat umum sadar bahwa untuk mempertahankan bisnis selama Covid-19 tidak hanya menjadi digital. Namun, memperhitungkan faktor keamanan dalam digitalisasi itu sendiri.

Selain itu, laporan ini bisa memberi wawasan kepada perusahaan agar dapat terus melanjutkan proses digitalisasi mereka sekaligus menghindari serangan siber yang dapat merugikan guna menyongsong ekonomi dan bisnis di tahun mendatang.

Berdasarkan laporan tersebut, sektor Healthcare, e-Learning, Banking, dan Hybrid retail merupakan empat sektor yang berhasil beradaptasi dengan baik dengan memberikan penawaran layanan baru dan menerapkan inovasi teknologi  Berikut pemaparan terperinci dari From Survival to Success: Learning, adapting, and growing in the New Normal.

Kesehatan

Shutterstock/Drazen Zigic

Chatbot menjadi semakin populer dan dimanfaatkan di industri kesehatan untuk membangun diagnosis awal berdasarkan definisi gejala yang diberikan oleh pasien. Penggunaan chatbot ini juga memberikan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia dan membatasi kontak fisik dalam memberikan layanan medis.

Halodoc menjadi salah satu pelaku di industri healthcare yang menghadirkan fitur AI chatbot untuk kategori Covid-19. Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, fitur milik Halodoc ini dapat mengevaluasi risiko pasien terjangkit Covid-19 dengan menanyakan pertanyaan dasar seperti interaksi dengan wilayah-wilayah terjangkit virus, interaksi dengan ODP/PDP, hingga pertanyaan mengenai gejala awal Covid-19.

Setelah pertanyaan selesai diberikan, chatbot akan mengukur seberapa tinggi risiko pasien terpapar virus disertai dengan rekomendasi pemeriksaan langsung dengan dokter.

Pendidikan

Shutterstock/Rido

Berbagai platform yang menjadi tulang punggung dalam mendukung pembelajaran jarak jauh atau online telah mencakup rangkaian fitur yang kaya dan lengkap. Mulai dari kolaborasi sederhana dan platform VoIP hingga realitas virtual, augmented reality, pencetakan 3D, dan guru robot yang didukung oleh artificial intelligence.

Selama pandemi, pengguna platform belajar secara virtual seperti Ruangguru dan Zenius meningkat drastis. Teknologi canggih yang menghasilkan fitur-fitur interaktif pun terus diperbaharui untuk menunjang metode anak belajar.

Berdasarkan Laporan Dampak Ruangguru 2020, ada lebih dari 22 juta masyarakat Indonesia yang telah menerima dampak positif, baik melalui bantuan sosial pendidikan, atau melalui hasil inovasi produk berkelanjutan selama masa pandemi. Selain itu, Ruangguru mengalami peningkatan pengguna sebesar 7 juta pengguna, dari 15 juta ke 22 juta pengguna.

Zenius juga mengklaim, selama pandemi dan kegiatan belajar mengajar (KBM) online, penggunanya di seluruh Indonesia naik signifikan. Di Bangka Belitung misalnya, naik 167%, Kalimantan Tengah 110%, dan Papua 108%.

Perbankan

Shutterstock/PopTika

Melalui kemitraan kolaboratif antara bank, pemerintah, dan vendor, pembayaran digital memungkinkan pembayaran online nirsentuh untuk barang, layanan, dan bahkan utilitas.

Di Indonesia, keberhasilan digitalisasi dirasakan oleh Bank Central Asia (BCA) dimana selama pandemi ada 5.100 rekening baru yang dibuka hanya dengan cara digital, yaitu telepon atau video banking.

Angka ini melonjak tinggi dibandingkan pembukaan rekening yang terjadi di kantor cabang dengan rata-rata 3.000 per hari. Selain dapat membuka rekening melalui telepon dan video banking, BCA juga bekerja sama dengan marketplace BliBli yang memungkinkan calon nasabah membuka rekening hanya dengan bermodal smartphone, aplikasi, dan internet.

Ritel

Shutterstock/Zapp2Photo

Peritel sedang mempersiapkan masa depan hybrid di mana toko fisik dan virtual dapat dimanfaatkan secara paralel. Contohnya yang dilakukan oleh teknologi “Just Walk Out” milik toko ritel fisik Amazon.com yang memungkinkan pelanggan mengambil barang tanpa membayarnya ke kasir, QR code pada barang akan otomatis terpindai dan pelanggan akan dikenakan biaya melalui aplikasi Amazon.

Toko tanpa kasir pertama yang mengusung konsep serupa juga ada di Indonesia, yaitu JD.ID X-Mart. Ketika akan masuk ke dalam toko, pelanggan diharuskan untuk menunjukkan QR Code yang ada di aplikasi mobile JD.ID ke alat yang ada di gerbang masuk toko. 

Keamanan digital

Shutterstock/wk1003mike

Peningkatan digitalisasi saat pandemi juga memiliki dampak yang mengkhawatirkan di mana semakin besarnya permukaan serangan yang terbuka dan titik buta keamanan yang terekspos. Salah satu penyebab adalah adanya penyebaran perangkat secara besar-besaran karena karyawan harus bekerja dari rumah—di mana keamanan jaringan tidak seperti bekerja di lingkungan perusahaan.

Dengan demikian, tantangan keamanan siber saat ini tidak hanya bagaimana mengamankan firewall perusahaan secara keseluruhan, tetapi juga memperluas batas keamanan di luar firewall perusahaan di mana pun karyawan bekerja.

Agar dapat beradaptasi dengan risiko ancaman siber di masa depan dan tidak hanya bertahan dengan krisis yang terjadi, bisnis memerlukan strategi keamanan siber. Pertama, broad atau keamanan end-to-end dengan visibilitas satu panel di seluruh lanskap serangan.

Kedua, integrated atau menggunakan konfigurasi dan manajemen kebijakan yang konsisten, dengan komunikasi real-time yang mudah di seluruh jaringan dan infrastruktur keamanan. Ketiga, automated terkait respons insiden yang cerdas dan remediasi ancaman, bersama dengan kepatuhan berkelanjutan dan penilaian risiko yang menjadi pendukung.

Tak ketinggalan, tiga dimensi penting untuk bisnis dalam menghadapi ketidakpastian, yaitu technology,  people, dan process juga menjadi salah satu kunci keberlangsungan bisnis.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan