Luhut ke Amerika Ketemu Anak Usaha Tesla, Bahas Teknologi Baru

Anak usaha Tesla bangun jaringan transportasi bawah tanah.

Luhut ke Amerika Ketemu Anak Usaha Tesla, Bahas Teknologi Baru
Ilustrasi tunnel jaringan transportasi bawah tanah milik Boring Company. (Dok. Boring Company)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Jodi Mahardi, mengungkapkan kabar Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dari Amerika Serikat pada akhir September lalu.

Dia mengatakan Luhut tidak bertemu dengan Elon Musk, melainkan anak usaha dari Grup Tesla, The Boring Company. “Itu anak usaha di bidang hyperloop seperti pergerakan transportasi dengan cepat,” kata dia saat ditemui di The Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (7/10).

Juru bicara Luhut tersebut mengatakan sang menteri masih berdiskusi dengan The Boring Company mengenai teknologi yang sedang dikembangkan, yakni tol bawah tanah yang dapat dilalui mobil listrik.

Saat ini mobil listrik masih menggunakan pengemudi, tapi kata Jodi, ke depan akan tanpa pengemudi. “Dibandingkan dengan transportasi lain, sistem loop ini lebih cepat dan biayanya lebih murah,” ujarnya.

Selain itu, perusahaan tersebut juga memiliki teknologi pengeboran tanah yang lebih canggih dibandingkan perusahaan lain. Alat yang dimiliki pun diyakini dapat mengebor lebih cepat dan lebih aman.

Ketika dikonfirmasi lebih lanjut terkait apakah ada rencana Indonesia membuat hal serupa dengan The Boring Company, Jodi mengatakan masih dalam tahap diskusi. “Masih exploring aja,” ujarnya.

Dapat lebih cepat dari kereta bawah tanah

Mengutip laman resmi dari The Boring Company, jaringan loop bawah tanah ini dinamakan Teslas in Tunnels.

Perusahaan menjelaskan loop adalah sistem transportasi umum berkececpatan tinggi yang lebih menyerupai jalan raya bawah tanah ketimbang sistem kereta bawah tanah.

Jika jalur kereta bawah tanah memiliki 100 perhentian, kereta api biasanya akan berhenti di setiap stasiun, sehingga perjalanan antara pemberhentian 1 dan pemberhentian 100 akan sangat lama.

Sebaliknya, penumpang loop dapat melakukan perjalanan langsung ke tujuan mereka, di mana saja antara pemberhentian 1 hingga pemberhentian 100, tanpa berhenti di stasiun perantara. Selain itu, sistem ekspres memungkinkan kendaraan Loop melaju lebih cepat daripada kereta bawah tanah konvensional.

Diklaim mengurangi kemacetan

Ilustrasi Las Vegas loop milik The Boring Company. (Dok. Boring Company)

The Boring Company telah membuat jaringan bawah tanah ini di Las Vegas, Nevada. Sistem yang dinamakan LVCC Loop dirancang untuk 4.400 penumpang per jam dengan tiga stasiun besar. Sedangkan Vegas Loop menargetkan 57 ribu penumpang per jam dengan 51 stasiun berukuran sedang.

Tidak seperti kereta bawah tanah, praktis tidak ada batas atas jumlah stasiun yang dapat dibangun di sepanjang rute terowongan karena stasiun bisa sekecil dua tempat parkir. Karena stasiun membutuhkan tapak yang kecil, dan dapat dengan mudah diintegrasikan di pusat kota yang sibuk, garasi parkir, dan komunitas perumahan.

Kepadatan stasiun yang tinggi ini akan mendistribusikan kendaraan dan lalu lintas pejalan kaki di banyak titik akses, menyediakan lokasi masuk dan keluar yang lebih nyaman dan mengurangi kemacetan di daerah berpenduduk. Jika diperlukan, stasiun yang lebih besar dapat dibangun untuk meningkatkan kapasitas.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia