Tesla Tarik 321 Ribu Kendaraan Karena Masalah Lampu Belakang

Dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Tesla Tarik 321 Ribu Kendaraan Karena Masalah Lampu Belakang
mobil tesla (unsplash.com/Tesla Fans Schweiz)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan otomotif Tesla menarik lebih dari 321 ribu unit kendaraan produksinya di pasar Amerika Serikat (AS) karena kesalahan perangkat lunak yang berdampak pada matinya lampu belakang. Kekeliruan tersebut dipandang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Dokumen Tesla yang dilansir Sabtu pekan lalu oleh Administrasi Keselematan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) menunjukkan kesalahan yang mempengaruhi salah satu atau kedua lampu belakang kendaraan Model 3 tahun produksi 2023 dan Model Y 2020-2023. Di luar itu, lampu rem, lampu cadangan, dan lampu sein tidak terpengaruh.

Reuters mengabarkan, Senin (21/11), Tesla akan menerapkan pembaruan over-the-air untuk memperbaiki masalah lampu belakang dimaksud. Sejauh ini, perusahaan yang berlolasi di Texas itu menyebut belum adanya laporan tentang kecelakaan atau cedera terkait penarikan unitnya.

Menurut Tesla, penarikan terjadi setelah ada keluhan dari pelanggan pada akhir Oktober, dan sebagian besar dari pasar luar negeri, yang mengaku lampu belakang kendaraannya tidak menyala.

Selanjutnya, sebuah penyelidikan menemukan lampu kemungkinan sebentar-sebentar tidak berfungsi akibat anomali yang dapat menyebabkan deteksi kesalahan palsu selama proses pengaktifan kendaraan. Tesla mengatakan telah menerima tiga laporan garansi atas masalah tersebut.

Penarikan Model S dan X

Sebelumnya, Tesla juga telah menarik 40 ribu unit Model S dan Model X 2017-2021. Unit ini mengalami kehilangan bantuan power steering saat mengemudi di jalan yang kasar atau jalan berlubang.

Awal November lalu, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS mengatakan hilangnya bantuan power steering memerlukan upaya lebih besar bagi kemudi, terutama pada kecepatan rendah, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

Tesla mengatakan telah mengidentifikasi 314 peringatan kendaraan untuk kondisi ini di antara kendaraan-kendaraan di AS yang mungkin terkait dengan penarikan tersebut, tetapi mengatakan tidak mengetahui adanya cedera atau kematian terkait dengan kondisi ini.

Tesla telah melaporkan 19 penarikan di pasasr AS pada 2022 yang mencakup lebih dari 3,7 juta kendaraan termasuk empat panggilan balik pada bulan November, menurut data NHTSA.

Penjualan Tesla semester I-2022

Ilustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi

Penjualan mobil listrik secara global pada semester satu 2022 naik signifikan, dengan Tesla Model Y menguasai pasar.

Berdasarkan data EV Volume, Tesla Inc menduduki peringkat pertama dengan koleksi penjualan global terlaris untuk Tesla Model Y mencapai 315 ribu unit pada periode Januari hingga Juni 2022. Capaian tersebut naik 128 persen secara secara tahunan dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Peringkat kedua masih ditempati oleh perusahaan milik Elon Musk dengan penjualan Tesla Model 3 hingga 219 ribu unit.

Tetapi, penjualan Tesla Model 3 justru turun 10 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai 244 ribu unit. Penjualan Model-3 terpukul karena Tesla memprioritaskan produksi Model Y karena lebih dicari konsumen dan dianggap lebih menguntungkan.

 

Related Topics

TeslaPenarikan Mobil

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi