Apa Itu Bootstrap dalam Startup?

Bootstrapping dalam startup punya sisi positif dan negatif..

Apa Itu Bootstrap dalam Startup?
ilustrasi membuat rencana bisnis (Unsplash.com/Per Lööv)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bootstrap dalam startup adalah praktik yang jamak ketika para pendirinya belum mendapat pendanaan. Di Indonesia, strategi ini dialami oleh banyak startup, bahkan yang kini telah berstatus unicorn. Tokopedia dapat menjadi contoh. Pada awal pendiriannya, William Tanuwijaya pernah mengunggah tulisan bernada muram pada blog Tokopedia tentang sulitnya mencari pendanaan.

Ketika itu, menurutnya, tidak ada satu pun investor yang percaya Tokopedia akan berhasil. Alasannya kurang lebih sama: di Indonesia belum ada orang yang bisa jadi contoh sukses dari bisnis internet. Apalagi, sebagai pasar yang sangat potensial, hanya masalah waktu bagi Indonesia untuk kedatangan eBay, Rakuten, hingga Alibaba.

Para pemilik modal meragukan William, seorang pemuda kelahiran Pematang Siantar dengan latar belakang tak menonjol, dapat membuat sebuah platform baru yang mampu menyaingi semua raksasa marketplace tersebut. Toh, perusahaan berlogo burung celepuk itu bisa bertahan hingga akhirnya mendapatkan suntikan dari para pemodal ventura.

Lantas apa itu bootstrapping?

Bootstrapping mengacu pada proses memulai perusahaan hanya dengan menggunakan tabungan pribadi, termasuk dana yang dipinjam atau diinvestasikan dari keluarga atau teman, serta pendapatan dari penjualan awal.

Bisnis yang didanai sendiri tidak bergantung pada metode pendanaan tradisional, seperti dukungan investor, crowdfunding, atau pinjaman bank. Mereka megencangkan "ikat pinggang" dan menggunakan modal sendiri untuk meluncurkan bisnis.

Namun demikian, masih banyak orang bertanya apakah bootstrapping adalah cara terbaik untuk mengembangkan sebuah startup. Berikut aspek positif dan negatif dari bootstrapping:

Aspek positif

  • Bagi para pelakunya, bootstrapping dianggap memiliki sisi positif karena memungkinkan mereka mempertahankan kepemilikan penuh atas bisnisnya. Sebab, ketika sebuah bisnis ditopang oleh investor, mereka biasanya melakukannya dengan imbalan persentase kepemilikan. Bootstrapping memungkinkan pemilik startup mempertahankan bagian dari ekuitasnya.
  • Sisi positif lain dari bootstrapping adalah mendorong pemilik bisnis untuk menciptakan model yang benar-benar berhasil. Ketika rasa kepemilikan atas sebuah perusahaan sangat tinggi, biasanya para CEO akan terus belajar dari kegagalan karena model bisnis yang buruk. Mereka, dengan kata lain, dipaksa mengembangkan proses yang menghasilkan arus kas yang segera dan berkelanjutan, menghindari hasil yang buruk tersebut.
  • Bootstrapping juga memberikan kepuasan lebih atas capaian perusahaan. Bagi sebagian pengusaha, membangun sesuatu dari awal tanpa bantuan dari pihak luar adalah hadiah tersendiri.
  • Selain itu, bootstrapping juga membuat para pendiri perusahaan menjaga kendali atas arah bisnisnya. Ini akan sukar terjadi ketika mereka mengandalkan uang investor—sebab mereka harus menghadapi tekanan eksternal dan tanggung jawab untuk memenuhi kepentingan investor tersebut. Meski dalam model pendanaan tradisional, kendali perusahaan juga bisa sepenuhnya berada di tangan para pendiri. Bootstrapping memungkinkan pemilik bisnis untuk secara absolut mempertahankan kendali dan kontrol atas keputusan.

Aspek negatif

Meski memiliki banyak aspek positif, bootstraping juga mengandung sejumlah risiko atau aspek negatif sebagai berikut:

  • Dapat lebih cepat atau dengan mudah kehabisan dana atau  kesulitan dalam mengembangkan skala bisnis. Bagi startup, hal ini dapat membatasi kemampuannya untuk mencapai potensi penuh.
  • Bootstrap juga kerap kali membatasi dukungan dan peluang. Berbeda dari metode pendanaan tradisional—yang tidak hanya menawarkan jumlah modal yang lebih tinggi, tetapi juga membuka peluang jaringan dengan bantuan tingkat atas, seperti anggota dewan, pemegang saham, dan pengaruh—bootstrapping bisnis membatasi dukungan dan peluang tersebut.
  • Membutuhkan organisasi yang signifikan. Para pengusaha yang mendanai sendiri harus sangat teliti dalam menjaga keuangannya agar teratur, agar masalah (atau peluang!) tidak muncul di kemudian hari.
  • Sisi negatif lain dari bootstrapping adalah terkurasnya energi untuk melakukan efisiensi dan optimalisasi. Sebab keterbatasan modal biasanya berbanding lurus dengan jam kerja yang lebih panjang. Dengan sumber daya dan hubungan yang mungkin terbatas di awal, para pengusaha yang menggunakan pendekatan bootstrapping harus bekerja lebih keras dan mengambil peran lebih banyak.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara dan Sayarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian
Ketahui Cara Pecah Sertifikat Tanah Warisan serta Biayanya
Antipasi Kasus Kecelakaan Terulang, Kemenhub Akan Atur Jual-Beli Bus
8 Rekomendasi Smartwatch di Bawah Rp2 Juta, Teknologi Canggih!
BRI Gandeng Tencent dan Hi Cloud Perkuat Kapabilitas Digital
Pinjaman di Pinjol Melonjak 21,8% saat Ramadan