Pelonggaran PPKM Jadi Momentum Pemulihan Bisnis Mal dan Ritel

Pengusaha mal harapkan okupansi meningkat.

Pelonggaran PPKM Jadi Momentum Pemulihan Bisnis Mal dan Ritel
Seorang Bapak bersama dua anaknya mengunjungi Pusat perbelanjaan metropolitan mall di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/10/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi level 1 di sejumlah wilayah membawa angin segar bagi pebisnis pusat perbelanjaan hingga ritel modern. Kondisi ini jadi momentum mereka untuk memperbaiki kinerja mereka yang sempat anjlok akibat kebijakan "rem darurat" di kuartal II.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Alphonzus Widjaja mengatakan, pihaknya menyambut baik relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah. Namun ia berharap kebijakan ini dapat disusul dengan dukungan program seperti vaksinasi di pusat perbelanjaan.

Hal ini penting agar okupansi mal yang masih di bawah 50 persen dapat meningkat. Di sisi lain, pengusaha juga dapat membantu pemerintah menjalankan program percepatan imunisasi di kota-kota yang masih rendah cakupan vaksinasinya.

"Okupansi sangat penting karena kami masih dalam kondisi berat setelah penutupan operasional saat pemerintahan memperketat kebijakan di kuartal dua lalu," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (3/11).

Berdasarkan data yang ia miliki, hingga saat ini tingkat okupansi pusat perbelanjaan masih di kisaran 40 persen. Meski demikian persentasenya sudah relatif meningkat sejak Agustus lalu. 

Ia berharap di akhir tahun ini jumlah pengunjung terus bertambah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sehingga di akhir tahun perbaikan kinerja bisnis pusat perbelanjaan dapat tercapai.

Ritel Modern Incar Pertumbuhan 4 Persen

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menuturkan pelonggaran PPKM akan memberikan dorongan bagi perbaikan kinerja di sektornya

Hal ini juga tak terlepas dari sinyal pemulihan ekonomi yang mulai terlihat dari sejumlah indikator, salah satunya tingkat inflasi. Badan Pusat Statistik melaporkan indeks harga konsumen (IHK) Oktober 2021 sudah mencapai 1,66 persen secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,60 persen yoy.

“Kalau ekonomi tahun ini bisa 4 sampai 4,5 persen, maka pertumbuhan ritel secara tahunan diperkirakan di kisaran 3,5 sampai 4 persen,” katanya.

Meski demikian, Roy menyatakan bahwa bisnis ritel modern belum akan kembali ke situasi sebelum pandemi. Namun jika tak ada kenaikan kasus kembali, ia memperkirakan momen pemulihan ritel modern akan bisa terjadi pada semester pertama tahun depan yang bertepatan dengan momentum Ramadhan dan Idulfitri.

“Tahun ini masa pemulihan lah. Karena ekonomi juga kan belum pulih sepenuhnya. Tapi tahun depan, Kalau tidak ada outbreak KIA bisa balik ke pertumbuhan semula.,” kata Roy

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi