Pemerintah Jawab Isu Penutupan Argo Parahyangan Jika KCJB Beroperasi
Ini diduga untuk tingkatkan okupansi penumpang KCJB.
02 December 2022
Jakarta, FORTUNE – Kereta Api (KA) Argo Parahyangan dikabarkan bakal setop berpoperasi setelah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi pada Juni 2023. Namun, pemerintah membantah hal tersebut dan menyatakan wacana ini masih dalam pembahasan dengan sejumlah stakeholder.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi, mengatakan penghentian ini belum bisa dipastikan. “Masih dalam pembahasan dengan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan kepada media, Kamis (1/12).
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, juga menyatakan bahwa rencana ‘suntik mati’ KA Parahyangan masih dibahas bersama. Menurutnya, Kemenhub smapai saat ini masih fokus pada penyelesaian proyek KCJB agar bisa dirilis sesuai target.
Argo Parahyangan masih beroperasi
Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus pun menyampaikan bahwa sampai saat ini KA Argo Parahyangan masih beroperasi. Sementara pada layanan KCJB, KAI masih fokus pengaturan kereta feeder dari stasiun Padalarang ke stasiun Bandung.
Meski begitu, Joni tak menampikk bila kemungkinan penghentian KA Argo Parahyangan ke depannya benar-benar direalisasikan. Hal terebut akan tergantung pada kebijakan pemerintah.
“Jika nantinya diputuskan pemerintah seperti itu, KAI sebagai operator tentunya akan patuh terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah. KAI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (1/12).
Tantangan yang ada
Wacana penonaktifkan KA Argo Parahyangan mengemuka lantaran disinyalir tantangan yang akan dihadapi oleh KCJB jika nanti beroperasi. Salah satunya adalah harga tiket yang lebih mahal dan ketiadaan akses ke Stasiun Bandung–hanya 4 stasiun pemberhentian: Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Sebaliknya, KA Parahyangan saat ini dinilai memiliki layanan yang hampir serupa dengan tarif yang lebih murah serta akses langsung ke Stasiun Bandung.
Rencananya tiket KCJB dibanderol seharga Rp350.000 untuk jarak terjauh dan Rp150.000 untuk jarak terdekat. Namun di tiga tahun pertama, harga tiketnya akan ditetapkan Rp250.000 terlebih dahulu. Sedangkan, harga tiket KA Argo Parahyangan untuk rute Jakarta - Bandung berada di kisaran 100.000-150.000 rupiah.
Progress pembangunan kereta cepat disebut sudah mencapai 81,66 persen. Sedangkan biaya pembangunan KCJB ditaksir membengkak hingga US$1,4 milia. Alhasil, layanan ini memiliki beban cukup berat agar mampu memenuhi target pemenuhan penumpang.
Apalagi, bila harus bersaing dengan Argo Parahyangan yang lebih murah dan langsung terhubung dengan Stasiun Bandung.
Tak perlu dilakukan
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang juga akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Dojo Setijowarno, berpendapat bahwa penghentian KA Argo Parahyangan tak perlu dilakukan.
Salah satu alasannya, baik KCJB atau KA Argo Parahyangan punya pangsa pasar berbeda. KCJB menargetkan penumpang kendaraan pribadi yang rutin menggunakan jalan tol. Sedangkan KA Argo Parahyangan harus tetap eksis karena ada orang-orang yang memang daya belinya tidak bisa menggapai harga tiket kereta cepat.
Pemerintah dinilai tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan menutup KA Argo Parahyangan. Apalagi, di balik ini semua masih ada pembagian pendapatan yang berpotensi jadi masalah antara KAI dan konsorsium BUMN untuk KCJB. “Itu (penutupan KA Argo Parahyangan) terlalu gegabah, jangan cepat-cepat memutuskan,” katanya.
Related Topics
Related Articles
Most Popular