Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
potret Selena Gomez (Instagram.com/selenagomez)
potret Selena Gomez (Instagram.com/selenagomez)

Jakarta, FORTUNE - Selena Gomez memegang teguh prinsip: “If you’re on time, you’re already late," ucapnya dalam wawancara dengan Fortune.com—dan itu pelajaran penting bagi Gen Z yang kerap tak disiplin waktu. Cara pandang ini bisa menjadi kunci bagi Gen Z untuk lebih berhasil di dunia kerja. Di tengah banyaknya anak muda yang kesulitan soal ketepatan waktu dan tenggat, kebiasaan Gomez mencerminkan profesionalisme, persiapan matang, serta rasa hormat.

Riset menunjukkan bahwa keterlambatan bisa merusak reputasi pekerja—bahkan membuat mereka kehilangan pekerjaan. Dengan Gen Z yang melewatkan tenggat hampir empat kali lebih sering dibanding generasi boomer, nasihat Gomez menjadi pengingat penting bahwa hadir lebih awal masih sangat berarti.

Banyak anak muda menilai datang terlambat 10 menit masih dianggap “tepat waktu.” Namun sosok sukses seperti Selena Gomez menekankan sebaliknya. Ia selalu berusaha hadir 30 menit lebih awal untuk pekerjaan atau rapat, karena menurutnya datang lebih awal membawa keuntungan tersendiri.

Saat membahas proses syuting serial Only Murders in the Building yang ia bintangi bersama ikon komedi Steve Martin dan Martin Short, aktris sekaligus pengusaha yang tahun lalu menyentuh nilai kekayaan bersih US$1 miliar ini mengungkapkan salah satu rahasianya tetap profesional: hadir lebih awal. Gomez bahkan terbiasa datang begitu cepat hingga rekan-rekannya pernah “mengatur ulang” jadwal agar ia tidak terlalu awal.

“Papa saya selalu bilang, ‘Kalau kamu tepat waktu, berarti kamu sudah terlambat.’ Jadi saya biasanya sampai 30 menit sebelum waktu, atau tim saya harus mengakalinya karena saya datang terlalu cepat. Tapi saya suka merasa siap, menyapa orang, dan tidak terburu-buru,” ujar Gomez dalam podcast Good Hang with Amy Poehler.

“Ketika saya mulai bekerja dengan Steve [Martin] dan Marty [Short], mereka benar-benar jadi panutan—mereka yang menetapkan standar. Mereka sangat profesional, sudah berkecimpung begitu lama. Kadang saya merasa lelah di lokasi syuting, tapi mereka tetap segar. Saat itu saya berpikir, ‘Wow, saya juga bisa.’”

Amy Poehler menimpali, “Saya rasa banyak orang tidak menyadari, di industri ini—sama seperti pekerjaan lain—kalau terlambat, bisa kena masalah atau bahkan dipecat.”

Pernyataan itu sejalan dengan riset: 1 dari 6 perusahaan ragu merekrut lulusan baru. Lebih dari seperlima manajer perekrutan menilai lulusan baru sering tak mampu mengelola beban kerja yang diberikan. Sekitar 20 persen juga sering datang terlambat, menurut survei Intelligent.com.

Bagi Gomez, tepat waktu bukan hanya soal disiplin, tapi juga cara menghormati rekan kerja. “Jujur saja, saya bisa menangis kalau membuat kru menunggu 30 menit. Rasanya seperti anak anjing yang menundukkan ekor seharian penuh. Itu… tidak sopan. Mungkin orang lain tidak merasa begitu, tapi bagi saya? Itu bisa merusak suasana hati seharian,” ungkapnya.

Keterlambatan tak hanya merugikan reputasi, tetapi juga ekonomi. Menurut analisis survei The Independent, karyawan yang terlambat masuk kerja menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari US$11 miliar per tahun.

Nasihat Gomez soal ketepatan waktu bisa jadi pelajaran penting bagi Gen Z, terutama di tengah tren perusahaan yang kini makin menekankan akuntabilitas, manajemen waktu, dan kehadiran fisik di kantor.

Meski banyak anak muda beranggapan terlambat 10 menit masih wajar, bagi generasi boomer hal itu jelas tanda ketidakprofesionalan dan sikap tidak hormat, sekecil apa pun. Gen Z sendiri memasuki dunia kerja di era kerja jarak jauh, ketika fleksibilitas lebih besar. Namun riset MIT menunjukkan, pekerja Gen Z rata-rata melewatkan hampir seperempat tenggat pekanannya, jauh di atas boomer (6 persen) dan Gen X (10 persen). Sisi positifnya, sebagian masalah keterlambatan ini terkait dengan manajemen waktu, yang umumnya cenderung membaik seiring bertambahnya usia.

Editorial Team