Jakarta, FORTUNE - Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menyinggung harga saham perusahaan rintisan (start-up) PT Bukalapak.com Tbk. yang akhir-akhir ini cenderung melemah. Harga saham e-commerce tersebut bahkan lebih rendah daripada saat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
“Performance Bukalapak ini saya lihat akhir-akhir ini kurang bagus ya,” kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam diskusi daring bertajuk Peningkatan Investor Ritel di Masa Pandemi: Dampak dan Peluang, Rabu (13/10).
Meskipun sahamnya cenderung menurun, Bukalapak, bagi Inarno, merupakan perusahaan rintisan pertama dengan valuasi di atas US$1 miliar yang berhasil melantai di bursa saham Indonesia bahkan Asean. Dia pun berharap harga saham perusahaan ini bisa membaik ke depannya.
“Mudah-mudahan ke depannya akan lebih baik lagi,” katanya tentang unicorn lokal tersebut.
Pada perdagangan Kamis (14/10), harga saham perusahaan dengan kode emiten BUKA ditutup menguat 7,19 persen menjadi Rp745 per saham. Namun, posisi harga tersebut sudah turun 14,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Harga saham Bukalapak juga lebih rendah dari harga IPO awal Agustus pada Rp850 per saham. Saham Bukalapak pernah menembus level tertinggi mencapai Rp1.100 per saham—meski kemudian berangsur turun.