Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-11 at 3.47.20 PM.jpeg
Ilustrasi kapal milik PT Pertamina Trans Kontinental (PTK)/Dok. PTK

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) menandai usia ke-56 dengan strategi bisnis yang menitikberatkan pada ekspansi dan efisiensi. Perusahaan penyedia layanan maritim dan support vessels ini berambisi memperkuat daya saing di pasar regional dan global melalui transformasi menyeluruh.

Dalam perjalanannya, PTK menempatkan empat fokus utama: percepatan transformasi bisnis untuk meningkatkan daya saing, optimalisasi armada berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), inovasi pengurangan emisi bahan bakar mendukung target Net Zero Emission (NZE) Pertamina Group, serta ekspansi layanan maritim di berbagai wilayah operasional.

Direktur Utama PTK, I Ketut Laba, menyatakan momentum ulang tahun ke-56 menjadi pijakan penting bagi perusahaan. “Bukan hanya mengenang perjalanan panjang PTK, tetapi juga menegaskan komitmen kami untuk terus berinovasi, memperluas kolaborasi, dan menghadirkan layanan maritim yang kompetitif. Kami percaya, langkah ini akan membawa manfaat tidak hanya bagi mitra bisnis, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya, dalam keterangan pers pada Kamis (11/9).

Komisaris Utama PTK, Subagjo Hari Moeljanto, menambahkan bahwa keberlanjutan perusahaan terwujud dari integritas dan profesionalisme seluruh karyawan. “Kami mendorong seluruh jajaran manajemen dan pekerja PTK untuk terus menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan semangat kolaborasi. Dengan fondasi yang kuat dan strategi yang tepat, PTK akan mampu menjadi perusahaan maritim berkelas dunia yang tidak hanya unggul secara bisnis, tetapi juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan,” tuturnya.

Sejalan dengan strategi tersebut, PTK juga mendapat dukungan dari PT Pertamina International Shipping (PIS) selaku Subholding Integrated Marine and Logistics Pertamina. Direktur Utama PIS, Surya Tri Harto, menegaskan pentingnya sinergi. “PTK memiliki peran strategis dalam menjaga rantai pasok energi nasional. Kami berharap PTK terus memperkuat inovasi layanan maritim yang terintegrasi, sekaligus membuka peluang sinergi lebih luas agar dapat berkontribusi terhadap daya saing maritim Indonesia di tingkat global,” katanya, menjelaskan.

Lebih lanjut, I Ketut Laba, menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan pertumbuhan angkutan minyak lewat laut sebesar 5 persen per tahun. Meski begitu, sektor ini masih menghadapi dua tantangan besar, yaitu keterbatasan armada dan faktor keandalan.

Banyak kapal yang beroperasi saat ini sudah berusia tua, sehingga dikhawatirkan menghambat kecepatan dan efisiensi distribusi energi. “Untuk kapal tanker minyak dan bahan kimia, target kami adalah usia rata-rata di bawah 25 tahun pada tahun 2028,” ujar Ketut dalam Indonesia Maritim Week di Jakarta Convention Center, Mei lalu.

Modernisasi armada, menurutnya, tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, tetapi juga untuk membuka peluang bisnis di pasar global. Ketut menegaskan, PTK berkomitmen menyediakan armada yang andal dan sesuai regulasi internasional.

Sebagai bagian dari strategi jangka menengah, PTK juga mendorong pemilik kapal nasional melakukan pembaruan armada secara bertahap. Ketut menilai, dukungan lintas sektor sangat penting agar langkah tersebut berjalan efektif. Ia juga optimistis dengan posisi geografis Indonesia yang strategis untuk berkembang menjadi Integrated Maritime Hub atau Pusat Maritim Terpadu.

Sebagai informasi, PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) mencatat pendapatan Rp7,56 triliun sepanjang 2024, atau meningkat sekitar 12,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi operasional, perusahaan mengelola 370 armada kapal yang menjadi tulang punggung distribusi energi nasional.

Editorial Team