Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi teknologi robotik mempercepat lini produksi di industri modern
ilustrasi teknologi robotik mempercepat lini produksi di industri modern (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Banyak investor dari Cina mencari lahan untuk kendaraan listrik, manufaktur, dan pusat data.

  • Serapan lahan industri telah mencapai 250 hektare hingga akhir 2025.

  • Harga lahan industri diproyeksikan meningkat menjadi Rp3 juta per meter persegi pada 2026.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Harga kawasan industri di Jabodetabek diproyeksikan melonjak pada 2026 karena didorong derasnya investasi asing, terutama dari Cina. Para investor itu terus memburu lahan baru untuk kendaraan listrik, manufaktur, hingga pusat data.

Permintaan kuat ini tidak saja memicu lonjakan harga, tetapi juga mendorong arah pengembangan kawasan industri semakin melebar ke timur, mencakup Purwakarta dan Subang.

Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, menyatakan pasar lahan industri dan pergudangan telah mengalami booming dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya menunjukkan tren kenaikan yang konsisten, baik dari sisi permintaan maupun okupansi.

“Lahan industri saat ini berkembang ke arah Subang, dan untuk gudang sewa masih terkonsentrasi di Bekasi dan Karawang,” kata Arief dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/12).

Hingga akhir 2025, serapan lahan industri telah mencapai sekitar 250 hektare, dan mayoritas digerakkan oleh investor Cina. Banyak dari kelompok investor ini masuk melalui sektor kendaraan listrik, manufaktur umum, hingga pusat data—tiga sektor yang tengah berstatus ekspansif di Indonesia.

Tingginya minat tersebut diperkirakan membuat tingkat penjualan lahan melonjak hingga 64 persen tahun depan. Menurut Arief, kondisi ini akan meningkatkan harga lahan industri.

Pada 2024, harga lahan industri mencapai Rp2,8 juta per meter persegi, yang diproyeksikan meningkat menjadi Rp3 juta per meter persegi pada 2026. Pasalnya, para investor bersaing mendapatkan lokasi terbaik.

Kawasan Bekasi dan Karawang tetap menjadi pusat gudang sewa, dengan tingkat hunian yang diperkirakan menembus 85 persen pada 2026. Namun, terbatasnya ruang pertumbuhan di kedua wilayah ini memaksa ekspansi kawasan industri ke lokasi lebih jauh.

“Untuk prospek ke depannya, pengembangan kawasan industri ini akan meluas ke timur, khususnya di Purwakarta dan Subang,” kata Arief.

Wilayah timur dinilai memiliki ketersediaan lahan yang lebih besar, didukung aksesibilitas yang makin baik berkat proyek infrastruktur baru. Sementara itu, Bekasi dan Karawang akan mengalami ekspansi bertahap, mengikuti permintaan yang tetap stabil.

Investor Eropa pun disebut mulai melirik pasar kawasan industri Jabodetabek menjelang ratifikasi Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) pada 2026.

“Selama kami melakukan survei, ada beberapa investor dari Eropa yang juga sudah mulai tertarik dan mempelajari pasar kawasan industri di Jabodetabek,” ujar Arief.

 

Editorial Team