BUSINESS

Setelah Rugi, Waskita Karya Kembali Cetak Untung Rp154 miliar

Waskita juga tengah berupaya menyehatkan kondisi keuangan.

Setelah Rugi, Waskita Karya Kembali Cetak Untung Rp154 miliarGedung Waskita Karya.(Liveflickr)
28 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah mengalami tekanan kinerja pada tahun lalu, kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk terlihat mulai kembali pulih pada semester pertama tahun ini. BUMN konstruksi ini juga tengah menyiapkan sejumlah rencana strategis demi menyehatkan kondisi keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan, Waskita Karya pada semester pertama tahun ini berhasil kembali mencetak laba mencapai Rp154,13 miliar. Pencapaian ini berbanding terbalik dari periode yang sama 2020 (year-on-year/yoy) saat perusahaan pelat merah ini merugi sekitar Rp1,09 triliun.

Waskita sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 41,4 persen secara tahunan menjadi Rp4,71 triliun. Jika dirinci, pendapatan utama BUMN ini dari segmen konstruksi turun 43,5 persen menjadi Rp4,16 triliun.

Setelahnya, pendapatan properti dan hotel juga turun 73,8 persen, beton pracetak menurun 20,4 persen, dan infrastruktur lainnya terkoreksi1 72,6 persen. Kecuali, pendapatan Waskita dari segmen tol justru tumbuh 97,6 persen menjadi Rp351,11 miliar.

Efisiensi dan pendapatan lain-lain

Meski mengalami penurunan pendapatan usaha, namun Waskita di periode yang sama berhasil melakukan efisiensi pada sejumlah beban, di antaranya: beban penjualan yang menurun 23,5 persen menjadi Rp17,43 miliar serta beban pajak final sebesar 46,3 persen menjadi Rp93,15 triliun.

Di saat bersamaan, Waskita juga memperoleh pendapatan bunga mencapai Rp519,49 triliun, atau meningkat 44,8 persen secara tahunan. Tak cukup itu, Waskita juga memperoleh pendapatan lain-lain bersih mencapai Rp2,79 triliun, atau meningkat luar biasa 1.303,1 persen.

Dari jumlah pendapatan lain-lain itu, sebanyak Rp2,05 triliun disumbang dari pendapatan keuntungan dari divestasi. Sisanya, sebanyak Rp369,71 merupakan pendapatan dari pemulihan piutang serta Rp366,56 pendapatan lain-lain bersih.

Penurunan sejumlah beban serta kenaikan pendapatan lain-lain bersih yang luar biasa itulah disinyalir menjadi penyebab Waskita berhasil kembali meraih untung. Meski demikian, laba perusahaan ini belum kembali ke level sebelum krisis pandemi atau semester satu 2019 lalu sebesar Rp997,82 miliar.

Skema penyelamatan Waskita

Sementara itu, Kementerian BUMN menyatakan saat ini tengah menyiapkan sejumlah skema penyelamatan Waskita. Skema penyelamatan ini, menurut Kementerian BUMN, telah dibahas bersama oleh manajemen perusahaan pelat merah tersebut.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan, skema penyelamatan itu muncul lantaran pemerintah ingin menyehatkan kondisi keuangan Waskita. Menurutnya, hal ini karena perusahaan tersebut tengah menanggung beban utang yang cukup besar mencapai Rp90 triliun. Beban utang ini meningkat akibat penugasan dari pemerintah untuk Waskita dalam membangun maupun mengakuisisi total sebanyak 16 ruas tol trans Jawa dan Trans Sumatera.  

Tiko melanjutkan, pada saat Waskita ditugaskan untuk membangun tol, tapi tidak diberikan bantuan penyertaan modal negara (PMN). Padahal, menurutnya, PMN ini biasanya diberikan demi membantu BUMN dalam melaksanakan oenugasan pemerintah.

“Waskita pada waktu melakukan penugasan di tahun 2016-2017 itu tidak mendapatkan PMN. Ini agak terbalik karena dikerjain dulu baru sekarang minta PMN. Biasanya minta PMN dahulu baru dikerjakan,” kata Tiko dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (27/9).

Atas kondisi tersebut, lanjut Tiko, kementeriannya pun membuat delapan skema penyelamatan bagi Waskita, antara lain: pemindahtanganan aset (recycling asset) tol baik inti maupun khusus, restrukturisasi Waskita induk, penjaminan pinjaman dan obligasi pemerintah, dan restrukturisasi anak perusahaan.

Selain itu, skema penyemalatan lain yakni penambahan modal Waskita melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,9 trilun. Pemberian PMN ini akan dilaksanakan bersamaan dengan aksi korporasi right issue dengan target dana publik mencapai Rp4 triliun. Rencananya, right issue akan dilakukan Desember 2021 dan telah disetujui oleh Komisi VI DPR RI.

Terakhir, lanjut Kartika, Waskita juga akan melakukan restrukturisasi bisnis serta perbaikan tata kelola dan manajemen risiko. “Yang dua terakhir ini terkait dengan strategi bisnis. Ke depan Waskita akan refocussing kepada bisnis konstruksi lagi khususnya di beberapa sektor utama seperti air, jalan, dan perkeretapian. Nanti setelah tol-tol ini diselesaikan sampai 2025 secara bertahap Waskita diharapkan kembali ke core business awalnya,” katanya.

Related Topics