Panasonic PHK 10.000 Karyawan Secara Global, Indonesia Termasuk?

Intinya sih...
Panasonic akan melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan secara global sebagai bagian dari strategi restrukturisasi besar-besaran perusahaan.
Belum ada informasi resmi terkait kemungkinan adanya PHK di Panasonic Indonesia.
Perusahaan fokus pada energi dan kecerdasan buatan untuk mendukung transformasi bisnisnya.
Panasonic Holdings Corp. resmi mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 10.000 karyawan secara global. Pengumuman ini disampaikan dalam pernyataan resmi pada Jumat (9/5), sebagai bagian dari strategi restrukturisasi besar-besaran perusahaan.
Dalam keterangannya, Yuki Kusumi sebagai Presiden Panasonic menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas keputusan tersebut dan mengaku bertanggung jawab penuh atas langkah efisiensi yang diambil.
"Tanggung jawab manajemen sepenuhnya ada pada saya. Saya sangat menyesal," ujar Kusumi, dikutip dari The New York Times pada Minggu (11/5).
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, ia juga menyatakan akan mengembalikan sekitar 40% dari kompensasi tahunan yang diterimanya.
Rencana PHK Panasonic akan mencakup 5.000 pekerja di Jepang dan 5.000 lainnya di negara lain. Panasonic sendiri memiliki sekitar 228.000 karyawan di seluruh dunia. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap karyawan di Indonesia?
Fokus baru pada energi dan kecerdasan buatan
Langkah Panasonic melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya merupakan bagian dari transformasi arah bisnis Panasonic yang kini memprioritaskan pengembangan baterai kendaraan listrik dan artificial intelligence (AI). Untuk mendukung transformasi itu, Panasonic mengalokasikan dana restrukturisasi sebesar 130 miliar yen atau setara Rp14,8 triliun.
Langkah ini juga diambil menyusul performa keuangan yang belum memuaskan. Pasalnya, pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, Panasonic melaporkan penurunan laba bersih sebesar 17,5% menjadi 366,21 miliar yen (sekitar Rp41,7 triliun).
Di sisi lain pendapatan turun 0,5% menjadi 8,46 triliun yen (sekitar Rp963 triliun). Perusahaan juga memproyeksikan penurunan laba operasional sebesar 13% menjadi 370 miliar yen (sekitar Rp42,1 triliun) untuk tahun fiskal mendatang.
Meski demikian, prospek di sektor energi masih dianggap menjanjikan. Divisi baterai yang memasok komponen untuk Tesla dan berbagai produsen mobil listrik lainnya diprediksi mampu mencetak laba operasi hingga 167 miliar yen (sekitar Rp19 triliun), naik 39% dibanding tahun sebelumnya
Walau pencapaian saat ini baru 120,2 miliar yen atau masih di bawah target semula 124 miliar yen, Panasonic tetap optimis divisi ini akan jadi pilar pertumbuhan utama.
Apakah Indonesia juga terdampak?
Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Panasonic. Terdapat delapan anak perusahaan yang tersebar di berbagai sektor manufaktur dan distribusi. Berikut daftar entitas Panasonic di Indonesia:
PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI)
PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI)
PT Panasonic Gobel Energy Indonesia (PECGI)
PT PHC Indonesia
PT Panasonic Gobel Life Solutions Manufacturing Indonesia (PGLSMID)
PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia (PGLSSID)
PT Panasonic Eco Solution KDK Indonesia (PES-KDKID)
PT Panasonic Industrial Devices Batam (PiD-BT).
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Panasonic Indonesia mengenai kemungkinan adanya PHK di dalam negeri. Namun, kekhawatiran mulai bermunculan terutama dari kalangan pekerja dan serikat buruh.
Panasonic pernah restrukturisasi besar
Panasonic sebelumnya juga pernah melakukan efisiensi besar. Pada 2001, saat masih bernama Matsushita Electric Industrial Co., perusahaan mempersilakan sekitar 13.000 karyawan untuk mengambil program pensiun dini akibat tekanan di industri elektronik global.
Keputusan tersebut terbukti menyelamatkan Panasonic dari krisis berkepanjangan. Kini, strategi serupa kembali diambil sebagai upaya memperkuat posisi perusahaan dalam industri teknologi yang kian kompetitif.
Di luar sektor energi, Panasonic juga memperluas investasinya di bidang perangkat lunak dan AI. Salah satu langkah penting adalah akuisisi perusahaan software asal AS, Blue Yonder, senilai lebih dari US$7 miliar (sekitar Rp112 triliun) pada 2021.
Dengan transformasi ini, Panasonic menargetkan peningkatan laba operasional hingga 300 miliar yen (sekitar Rp34,2 triliun) pada tahun fiskal 2028.