Jakarta, FORTUNE - Sejumlah produsen kendaraan dunia disebut bakal menunda investasi pengembangan mobil listrik. Hal itu salah satunya disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar.
Dilansir dari laman Fortune.com, setelah bertahun-tahun menggelontorkan uang ke pasar kendaraan listrik yang sedang berkembang, Tesla Inc. dan produsen mobil besar lainnya menghadapi dilema baru khususnya dalam permintaan yang mulai menurun.
Meskipun pasar kendaraan bertenaga baterai masih berkembang, laju pertumbuhannya melambat signifikan. Tesla, pemimpin kendaraan listrik dunia, dan produsen mobil lainnya telah menghabiskan banyak uang untuk membangun bisnis mobil listrik mereka, namun kini mengambil pendekatan investasi yang lebih hati-hati.
Perusahaan-perusahaan otomotif secara kolektif telah memberikan komitmen investasi US$100 miliar di seluruh Amerika Utara untuk memproduksi mobil listrik. Strategi ini tidak hanya demi menarik pembeli barang mewah dan pengguna awal, tetapi juga bagi pasar yang luas.
Namun, inflasi dan suku bunga tinggi, rupanya menyulitnya konsumen untuk membeli kendaraan, sehingga menyebabkan produsen kendaraan listrik kesulitan memenangkan bisnisnya.
“Banyak orang hidup dari gaji ke gaji, dan dengan banyaknya utang, mereka mempunyai utang kartu kredit, utang hipotek,” kata Chief Executive Officer Tesla, Elon Musk, pada laporan hasil kuartal ketiga pada 18 Oktober. “Kita harus membuat mobil kita lebih terjangkau.”
Konsumen memiliki banyak pertimbangan ketika melihat kendaraan di dealer. Ford F-150 Lightning dijual mulai dari US$50.000, sebelum kredit pajak federal sebesar US$7.500. Versi model dasar bertenaga bensin mulai dari harga kurang dari US$37.000. Harga Chevrolet Blazer dari General Motors Co. mulai dari sekitar US$37.000, namun versi listriknya berharga minimal US$56.000 sebelum kredit pajak.