Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset Dentsu: Pasar Periklanan Indonesia Tembus Rp65,6 T di 2025

ilustrasi membuat iklan di facebook (unsplash/will francis)
Intinya sih...
  • Pasar periklanan Indonesia tumbuh 5,1 persen menjadi US$4,01 miliar tahun ini atau sekitar Rp65,65 triliun
  • Asia Tenggara diprediksi tumbuh lebih cepat dibandingkan wilayah lain di APAC, dengan belanja iklan di pasar-pasarnya diperkirakan meningkat dua kali lipat sebesar 6,8 persen pada 2025
  • GenAI, e-Commerce, dan privasi data akan menjadi fokus utama di APAC seiring kawasan ini terus memimpin pertumbuhan iklan global

Jakarta, FORTUNE - Dentsu, perusahaan media dan pemasaran digital memproyeksikan pasar periklanan Indonesia tumbuh 5,1 persen menjadi US$4,01 miliar tahun ini atau sekitar Rp65,65 triliun serta tumbuh 5,4 persen menjadi US$4,45 juta pada 2027. Indonesia akan menjadi salah satu dari dua pasar teratas yang mendorong belanja iklan di Asia Tenggara, hanya di bawah Filipina.

Laporan belanja Iklan terbaru Dentsu yang bertajuk Market Outlook Asia Pacific juga menunjukkan, pertumbuhan belanja iklan digital, OOH, dan TV tumbuh semakin cepat.

Belanja iklan digital diperkirakan meningkat 10-12 persen, didorong oleh e- commerce, media sosial, dan kampanye programmatic.

Sementara iklan OOH, termasuk Digital Out-of-Home (DOOH), diproyeksikan meningkat 7 persen, dipacu oleh proyek infrastruktur baru, inisiatif kota pintar, dan kemajuan dalam penargetan programmatic yang memungkinkan segmentasi dan pengukuran audiens yang lebih presisi.

Iklan TV diperkirakan tumbuh moderat antara 3-5 persen, dengan sektor FMCG dan otomotif tetap menjadi kontributor utama belanja iklan TV karena jangkauannya yang luas.

Adapun, sektor ritel serta media dan hiburan diprediksi akan memimpin pertumbuhan periklanan di Indonesia pada 2025, dengan peningkatan masing-masing sebesar 54,8 persen dan 25,6 persen secara tahunan (YoY).

CEO dentsu Indonesia, Elvira Jakub mengatakan, lanskap periklanan di Indonesia sedang mengalami transformasi pesat yang didorong oleh inovasi digital. Hal ini memberikan peluang bagi pengiklan untuk memanfaatkan AI guna menghasilkan dampak nyata dengan mengidentifikasi dan mengintegrasikan alat AI yang tepat sesuai dengan kebutuhan brand dan tujuan bisnis mereka.

“Selain itu, brands dapat menyesuaikan diri dengan preferensi konsumen yang terus berkembang, terutama pola pikir ‘affordable luxury,’ dengan merancang strategi pemasaran yang meningkatkan persepsi brand di kalangan konsumen yang mempertimbangkan nilai serta memenuhi kebutuhan interaksi brand yang semakin personal,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (6/3).

Asia Tenggara Jadi Pusat Kekuatan Iklan Digital

Tak hanya Indonesia, Dentsu memperkirakan belanja iklan di kawasan Asia Pasifik tumbuh 5,8 persen pada 2025, melampaui proyeksi pertumbuhan PDB global dan belanja iklan. Ini menandai percepatan dari tingkat pertumbuhan 5,4 persen yang terlihat pada 2024, memperkuat posisi APAC sebagai pemimpin global dalam investasi iklan, didukung oleh transformasi pesat lanskap periklanannya dan perubahan dalam platform yang dipilih pengiklan untuk berinvestasi.

Beberapa brand global besar menunjukkan kehati-hatian akibat ketidakpastian sosial-politik, pengiklan lokal dan Asia justru meningkatkan investasi mereka. “Di dunia yang semakin terhubung dengan batasan budaya yang semakin kabur, brand dapat menaklukkan budaya tanpa batas dengan memanfaatkan lisensi IP yang sudah ada atau membangun IP brand mereka sendiri,” kata Jakub.

Alhasil, keberhasilan di 2025 bergantung pada kemampuan menciptakan pengalaman yang mulus dan terintegrasi di semua saluran media, mendefinisikan ulang peran ritel online dan offline untukmembangun narasi brand yang imersif, serta menjalin hubungan dengan konsumen melalui storytelling berbasis tujuan yang memberikan resonansi lebih dalam.

Dalam konteks ini, Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh lebih cepat dibandingkan wilayah lain di APAC, dengan belanja iklan di pasar-pasarnya diperkirakan meningkat dua kali lipat sebesar 6,8 persen pada 2025.

Indonesia memimpin dengan pertumbuhan 5,1 persen bersama Filipina dengan 15,4 persen. Di luar Asia Tenggara, India, China, dan Australia diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat pada 2025, masing-masing sebesar 6,5 persen, 4,5 persen dan 3,8 persen.

Tren APAC

Laporan Dentsu juga menangkap beberapa potensi pertumbuhan periklanan global. GenAI, e-Commerce, dan privasi data akan menjadi fokus utama di APAC seiring kawasan ini terus memimpin pertumbuhan iklan global:

1. Peran GenAI dalam ritel online dan offline akan berkembang dalam rekomendasi belanja berbasis AI, ruang virtual, influencer AI, serta pengembangan perangkat lunak, yang pada akhirnya akan membentuk desain produk dan pengalaman pengguna di masa depan.

2. Xiaohongshu akan menjadi platform “IT” berikutnya di China yang membentuk perilaku konsumen di kawasan APAC, terutama di kalangan demografi muda. Aplikasi ini diprediksi melampaui platform lain dalam pertumbuhan penjualan e-commerce, dengan penjualan ritel e-commerce di China diperkirakan meningkat 50 persen (YoY) menjadi US$ 31,41 miliar.

3. APAC akan memimpin e-commerce global, dengan Asia Tenggara menjadi pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat. Filipina, Malaysia, India, Thailand, dan Vietnam termasuk di antara 10 pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat secara global.

4. Regulasi privasi data yang lebih ketat di seluruh APAC akan mendorong brand untuk mengadopsi platform manajemen persetujuan dan program loyalitas guna memperkuat kepercayaan konsumen. Seiring dengan berakhirnya penggunaan cookie pihak ketiga, penargetan kontekstual menjadi krusial, sementara keterlibatan audiens berbasis AI akan meningkatkan tantangan keamanan data.

5. Inflasi media diperkirakan meningkat pada 2025 di APAC, didorong oleh meningkatnya permintaan akan media digital dan ritel, dengan India dan Cina mengalami kenaikan biaya tertinggi.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us