Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi karyawan manufaktur dalam pabrik (unsplash/Remy Gieling)
Ilustrasi karyawan manufaktur dalam pabrik (unsplash/Remy Gieling)

Intinya sih...

  • Rata-rata gaji karyawan di Indonesia diproyeksikan naik 5,8% pada tahun 2026, lebih rendah dari kenaikan sebesar 6,3% pada tahun 2025.

  • Industri kimia diperkirakan mengalami kenaikan gaji paling optimis mencapai 6,2% untuk tahun 2026, sementara industri otomotif memperkirakan kenaikan yang lebih moderat sebesar 4,9%.

  • Pengunduran diri sukarela karyawan diperkirakan stabil di 5,2%, namun pengunduran diri non-sukarela diperkirakan meningkat terutama di sektor teknologi tinggi dan pertambangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Mercer, sebagai firma konsultasi global di bidang sumber daya manusia memproyeksikan rata-rata gaji karyawan di Indonesia akan naik sebesar 5,8 persen pada tahun 2026. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan kenaikan yang diperkirakan sebesar 6,3 persen pada tahun 2025.

Hal itu terungkap dalam Remuneration Survey Mercer tahun 2025 yang menganalisis tren dan kebijakan remunerasi di lebih dari 7.000 jabatan pada 588 perusahaan di Indonesia. Analisis tersebut menunjukkan bahwa meskipun kenaikan gaji diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2025, seluruh perusahaan yang disurvei atau 100 persen tetap berencana memberikan kenaikan gaji pada tahun 2026, sama seperti pada tahun 2025.

Associate Director & Career Products Leader Mercer Indonesia, Yosef Budiman mengatakan bahwa faktor utama yang memengaruhi kenaikan gaji pada tahun 2026 adalah kinerja individu, rentang gaji, dan kinerja perusahaan.

“Dengan perbedaan anggaran gaji di berbagai sektor, pendekatan kompensasi perlu disesuaikan dengan kondisi unik masing-masing perusahaan,” kata Yosef melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (23/12).

Gaji karyawan industri kimia diperkirakan naik paling tinggi pada 2026

ilustrasi karyawan pabrik (unsplash.com/Arno Senoner)

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa industri kimia jadi sektor yang kemungkinan mengalami kenaikan gaji paling optimis mencapai 6,2 persen untuk 2026. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap investasi talenta. 

Sebaliknya, industri otomotif memperkirakan kenaikan yang lebih moderat sebesar 4,9 persen, lebih rendah dibandingkan dengan industri lainnya. Perbedaan ini menegaskan pandangan industri yang beragam dalam mempersiapkan strategi kompensasi untuk tahun mendatang.

Untuk realisasi pembayaran bonus tahun 2025 juga diperkirakan sedikit di bawah ekspektasi, dengan rata-rata sebesar 16,6 persen dari gaji pokok tahunan, dibandingkan ekspetasi 17,5 persen pada tahun 2024.

Poin lain yang juga tergambar dari survei ini ialah tingkat pengunduran diri sukarela karyawan (voluntary turnover) diperkirakan mencapai 5,2 persen di tahun 2025, konsisten dengan tingkat 5,1 persen yang tercatat pada tahun 2023 dan 2024. Meskipun pengunduran diri sukarela tetap stabil, pengunduran diri non-sukarela diperkirakan meningkat, terutama di sektor teknologi tinggi, pertambangan, dan kontraktor pertambangan. 

Selain itu, rencana ekspansi tenaga kerja juga melambat, dengan hanya sekitar 20 persen perusahaan yang berencana menambah karyawan pada tahun 2026, turun dari 25 persen pada perkiraan tahun sebelumnya.

“Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia harus mengelola ambisi pertumbuhan secara lebih strategis di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan biaya yang meningkat. Dengan anggaran yang lebih ketat, pemimpin HR dan bisnis perlu memprioritaskan produktivitas melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang, memperkuat kapabilitas digital, dan berinvestasi pada kesehatan karyawan sebagai pembeda jangka panjang,” kata Presiden Direktur Mercer Indonesia, Isdar Marwan.

Menatap tahun 2026, para pemimpin HR akan menghadapi tantangan untuk mendorong produktivitas di tengah anggaran yang semakin ketat, sambil berusaha tetap memenuhi aspirasi pertumbuhan perusahaan. Hal ini akan membutuhkan fokus yang kuat pada inisiatif peningkatan keterampilan (upskilling) dan pelatihan ulang (reskilling), menjaga kompensasi yang adil, meningkatkan kesehatan perusahaan di tengah kenaikan biaya, serta membangun budaya digital yang selaras dengan tren talenta global.

Editorial Team