Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi 1 (3).jpeg
ilustrasi Gedung TelkomGroup (dok. Telkom)

Intinya sih...

  • Telkom Indonesia mencatat laba bersih senilai Rp11 triliun dengan margin 15 persen pada kuartal II-2025.

  • Bisnis data, internet, dan layanan IT masih menjadi tulang punggung pendapatan perseroan, dengan kontribusi Rp42,5 triliun.

  • Analisis Mandiri Sekuritas melihat pertumbuhan bisnis Telkomsel akan bertumpu pada peningkatan penetrasi fixed broadband di Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mampu membukukan laba bersih senilai Rp11 triliun dengan margin 15 persen pada kuartal II-2025. Bisnis data, internet, dan layanan IT masih menjadi tulang punggung pendapatan perseroan, dengan kontribusi Rp42,5 triliun. 

Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja menjelaskan, dengan dinamika tantangan industri saat ini, Telkom tetap memiliki kekuatan untuk bersaing di dalam pasar digital, mengingat jaringan infrastrukturnya yang terlengkap serta jumlah penggunanya yang terbesar di Tanah Air.

"Kami melihat anak usaha yang bergerak di bidang infrastruktur digital berpotensi memberikan peningkatan kontribusi pendapatan dan laba bagi perusahaan di masa mendatang," kata Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, (23/8).

Aset & layanan kuat Telkom jadi daya tarik investasi

ilustrasi Gedung TelkomGroup (dok. Telkom)

Menurutnya, perusahaan dengan kode saham TLKM mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lain, dengan layanan digital yang semakin diperkuat bagi pelanggan perusahaan maupun pelanggan ritel. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, infrastruktur digital yang bakal diperkuat meliputi bisnis data center, bisnis jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut yang yang mampu menghubungkan Indonesia dengan berbagai negara. Henry menyebut, perusahaan memiliki kapabilitas serta aset yang sangat baik, sehingga mampu menarik investasi serta permintaan dari para pemain lokal maupun multinasional.

Henry menilai, segmen consumer seperti mobile dan fixed broadband, segmen enterprise, segmen wholesale and international, bisnis menara telekomunikasi, maupun bisnis data center cloud, masih berpotensi untuk memberikan kontribusi positif bagi perusahaan di masa mendatang. Namun ia tetap mengingatkan bahwa kontribusi bisnis consumer di masa mendatang terhadap total pertumbuhan pendapatan, kemungkinan mulai berkurang.

Pendapatan Telkom diprediksi masih tumbuh di akhir 2025

ilustrasi WMS Fit dan WMS Standard (dok. Telkom)

Meski demikian, Henry menilai TLKM berpotensi mencatatkan perbaikan pendapatan pada semester kedua tahun ini dengan dukungan peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, tingkat persaingan di industri telekomunikasi pun sudah kondusif. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga untuk beberapa produk telekomunikasi dari Telkomsel maupun pesaingnya.

Tercatat, perseroan mencatatkan pendapatan konsolidasi senilai Rp73 triliun di semester I-2025. Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) konsolidasi sebesar Rp36,1 triliun dengan margin EBITDA 49,5 persen.

"Hal ini akan membuat perusahaan mampu memberikan perbaikan pertumbuhan pendapatan yang berkualitas di semester II/2025," ujar Henry.

Lebih lanjut, Henry pun mengungkapkan bahwa fokus Telkom untuk memperkuat lini B2B sudah tepat, mengingat bisnis B2C melalui Telkomsel sudah mulai mature. Sebagai dampaknya, kondisi pada bisnis B2C ini hanya bisa memberikan pertumbuhan pendapatan di level low-to-mid single digit growth rate. Sementara itu menurut Henry, potensi B2B sangat besar saat ini.

Potensi tersebut ditandai dengan pembangunan data center yang sangat masif di Indonesia, permintaan cyber security yang semakin meningkat, serta digitalisasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi dunia usaha. Hal ini dapat membantu Telkom untuk membukukan pertumbuhan pendapatan di level mid-to-high single digit growth rate.

Mandiri Sekuritas melihat pertumbuhan bisnis Telkomsel akan bertumpu pada peningkatan penetrasi fixed broadband di Indonesia. Sementara itu, segmen lainnya berpotensi untuk memberikan kontribusi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi, apabila Telkom mulai melakukan konsolidasi aset dan membuka akses infrastruktur tersebut kepada pihak luar.

Editorial Team