Jakarta, FORTUNE - Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), mencatatkan babak baru dalam perjalanan bisnisnya. Perusahaan milik Elon Musk ini untuk pertama kalinya berhasil meraih nilai kapitalisasi pasar mencapai lebih dari US$1 triliun atau lebih dari Rp14.000 triliun.
Melansir Reuters, pada perdagangan Senin (25/10) waktu setempat, saham Tesla melejit 12,7 persen ke posisi US$1.024,86 per saham. Saham Tesla bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dengan US$1.045 per saham. Dengan demikian, Tesla menjadi produsen mobil paling berharga di dunia, menurut perhitungan Reuters.
Kenaikan saham juga berdampak pada kapitalisasi pasar perusahaan. Saat ini, Tesla setara dengan sejumlah perusahaan yang memiliki nilai valuasi sama, yaitu Apple, Microsoft, Amazon, dan Alphabet.
Chief Executive Officer (CEO) Tesla, Elon Musk, mengatakan terkejut dengan valuasi perusahaannya yang melonjak secara cepat ini. “Gerak valuasi ini aneh. Tesla adalah masalah peningkatan produksi, bukan masalah permintaan,” demikian pernyataan Musk yang dikutip Reuters.
Meski terkejut, kenaikan harga saham ini membawa keuntungan ganda bagi Musk karena dia memiliki 23 persen saham di Tesla. Nilai sahamnya pun melompat menjadi US$230 miliar atau lebih dari Rp3.200 triliun, menurut data dari Revinitif.
Musk memang dikabarkan tidak menerima gaji di Tesla. Namun, ia memiliki 12 opsi fasilitas khusus yang akan diberikan ketika kapitalisasi pasar dan kinerja keuangan perusahaan meningkat. Salah satu keuntungan khusus itu, Musk bisa membeli saham Tesla masing-masing US$70, jauh lebih murah dari posisi saat ini.
Pekan lalu, Tesla mengumumkan sanggup meraih pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) US$3,2 miliar atau lebih dari Rp45 triliun per kuartal ketiga tahun ini. Lonjakannya 77 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).