Jakarta, FORTUNE - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) atau WIKA Gedung ikut serta dalam proyek pembangunan Sekolah Rakyat (SR), proyek Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Di mana saja lokasinya?
Direktur Quality, Heatlh, Safety, Environment & Pemasaran WEGE, Tomo Dwi Hasputro, mengatakan, proyek SR yang perseroan kerjakan berlokasi di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Jawa Tengah (Jateng).
"Ada 3 lokasi Sekolah Rakyat yang kami menangkan di Kalimantan Barat, lalu ada di Jawa Tengah dengan 5 lokasi SR," kata Tomo dalam paparan publik WEGE, Jumat (28/11).
Dalam proyek itu, perseroan melakukan KSO (Kerja Sama Operasi) dengan WKA Holding. Itu strategi demi mempercepat penyelesaian proyek.
"Sehingga secara waktu pelaksanaan bisa on time dan on budget," ujarnya.
Pada 2026, WEGE menargetkan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp3 triliun. Komposisi proyek masih akan berfokus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibanding segmen lain. Khusus segmen swasta, perseroan hanya membidik sekitar 5-10 persen.
"Namun, kami tidak hanya selalu dengan mengikuti tender secara konvensional seperti itu ya. Jadi, salah satu strateginya memang kami harus diversifikasi," kata Tomo. "Itu skema yang akan kami terapkan pada 2026."
Salah satu bentuk diversifikasinya adalah pengembangan proyek. Implementasinya, menggagas proyek baru lewat kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk investor dengan kapasitas pendanaan dan keahlian relevan.
Sebagai konteks, WEGE telah mengantongi nilai kontrak berjalan atau dihadapi (order book) senilai Rp4,16 triliun sampai akhir kuartal-III 2025. Corporate Secretary WEGE, Purba Yudhi Tama, mengatakan, capaian itu berasal dari kontrak lama senilai Rp4 triliun dan kontrak baru sebesar Rp116 miliar.
Purba menyebut, kontrak terbesar berasal dari proyek pemerintah dengan porsi 47 persen, lalu BUMN dengan porsi 30 persen. "Kemudian kalau dari pemberi kerja, 33 persen adalah BUMN, 20 persen swasta, dan 47 persen pemerintah," kata Purba.
Secara total, WEGE telah mencatatkan portofolio dan nilai kontrak sebesar Rp56 triliun dari 413 proyek secara nasional per akhir September 2025. Bisnis utama perseroan adalah kontraktor bangunan gedung, dengan fokus konstruksi offsite, bangunan gedung, dan konsesi.
