Sri Mulyani Umumkan 3 Sektor Industri Pendongkrak Penerimaan Pajak

Pengolahan, perdagangan, pertambangan sumbang pajak terbesar

Sri Mulyani Umumkan 3 Sektor Industri Pendongkrak Penerimaan Pajak
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada tiga sektor utama pendorong penerimaan pajak pada Februari 2022 mencapai Rp199,4 triliun. Ketiga sektor industri ini adalah industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.

“Tiga sektor ini, adalah yang terpukul sangat berat selama pandemi kemarin dan terlihat adanya pemulihan yang cukup robust,” ujar Sri Mulyani saat menyampaikan SPBN Kita yang dipantau secara virtual, Senin (28/3).

Sementara, sektor informasi dan komunikasi tidak diragukan lagi mengalami pertumbuhan yang baik dengan capaian kinerja kumulatif 62,8 persen. Sektor ini merupakan salah satuyang diandalkan masyarakat di masa pandemi Covid-19, sehingga relatif tidak terdampak.

“Orang menggunakan informasi dan komunikasi lebih banyak,” ucapnya.

Industri pengolahan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau produksi produk manufaktur di Politeknik Manufaktur, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/2/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.

Menkeu menuturkan, sektor manufaktur atau industri pengolahan menjadi kontributor pajak tertinggi, mencapai 29,1 persen dari total penerimaan pajak Februari 2022. Meski secara bulanan, penerimaan pajak dari sektor ini sebesar 23,1 persen pada Februari lebih rendah bila dibanding bulan sebelumnya di angka 54 persen.

Perlambatan ini antara lain terjadi karena penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri di industri tembakau. “Tapi (penurunan) masih double digit dan kuat,” kata Sri Mulyani.

Industri perdagangan

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan) berswafoto dengan pedagang saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022).

Sri Mulyani menyampaikan bahwa hal serupa juga terjadi di sektor industri perdagangan. Sektor ini menjadi kontributor terbesar kedua ini, pada Februari masih menorehkan pertumbuhan sebesar 49,9 persen, meneruskan pada bulan sebelumnya yang sebesar  50 persen.

Meskipun terjadi Omicron pada Januari dan Februari, kata Menkeu, sektor perdagangan nyatanya masih bisa bertahan, bahkan masih tumbuh tinggi karena tingginya impor.

“Tahun lalu kita masih mengalami kontraksi ekonomi dan waktu itu kita masih di tengah-tengah pandemi dan belum mengalami vaksinasi yang besar,” ucapnya.

Industri pertambangan

Ilustrasi lokasi pertambangan dan pengolahan nikel/Dok. PT Vale Indonesia

Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dengan kinerja kumulatif di bulan Februari yang mencapai 195,4 persen. Padahal, pada tahun 2021 di periode yang sama, pertambangan terkontraksi hinga 0,2 persen.

“Saat itu, kondisi industri cukup berat karena kegiatan berhenti atau harga komoditas yang mengalami penurunan dan baru pulih pada kuartal akhir 2021,” kata Sri Mulyani. 

Sektor pertambangan diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas dan bertumbuh hampir dua kali lipat secara tahunan. Pada bulan Januari 2022 penerimaan pajak sektor ini bertumbuh 246,6 persen dan Februari mencapai 150,4 persen.

Kinerja penerimaan perpajakan ini mengalami pelambatan karena adanya pembayaran bulan Januari yang tidak berulang di Februari.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Bisnis Otomotif dan Alat Berat Lesu, Laba Bersih Astra Turun 14,3%