Askrindo Gandeng PTPN XI Salurkan Pendanaan Rp9,9 miliar Untuk Petani

Petani asal Magetan raih sejumlah manfaat dari pembiayaan.

Askrindo Gandeng PTPN XI Salurkan Pendanaan Rp9,9 miliar Untuk Petani
Sawah dan Petani. (Pixabay)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Askrindo kembali menjalin kolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) dengan menyalurkan dana Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) sebesar Rp9,97 miliar untuk para petani tebu di wilayah PTPN XI. 

Seperti diketahui, BUMN memiliki tugas PUMK yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha mikro dan kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Direktur Kepatuhan, SDM dan Manajemen Risiko Askrindo, Kun Wahyu Wardana, menjelaskan dengan semakin meningkatnya laba perusahaan, maka alokasi untuk membantu para pengusaha kecil termasuk petani semakin kuat. 

Pembiayaan dapat tingkatkan produktifitas

Wahyu juga menambahkan, tujuan dari pembiayaan tersebut ialah untuk meningkatkan taraf hidup para pengusaha kecil, petani hingga meningkatkan lapangan kerja. 

Tak hanya itu, menurutnya pembiayaan juga semakin mendorong produktivitas para petani serta mempercepat terwujudnya swasembada gula nasional.
 
"Sejalan dengan hal tersebut kolaborasi Askrindo dan PTPN XI melalui program PUMK merupakan upaya meningkatkan produktivitas tebu dan pendapatan petani tebu rakyat," kata Wahyu melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (15/7).

Petani asal Magetan raih sejumlah manfaat dari pembiayaan

Salah satu penerima manfaat PUMK adalah Cahyorini sebagai petani tebu asal Desa Rejosari, Magetan, Jawa Timur. Cahyorini mengaku mendapat sejumlah manfaat dari pendanaan usaha mikro kecil Askrindo. Pendanaan tersebut berguna bagi para petani untuk bertahan selama masa pandemi.

Rini tiap tahunnya terus berupaya menambah luas sewa lahannya serta membeli pupuk untuk persediaan pada masa tanam. Dengan biaya sewa lahan dan pupuk yang bervarisi serta meningkat tiap tahunnya, dana bisa diarahkan untuk meningkatkan produktivitas hasil tebunya. 

"Keterbatasan modal menjadi masalah utama yang dihadapi para petani, saya harus mempersiapkan modal di awal untuk tahun depan karena digunakan biaya tanam," kata Rini. 

Dengan meningkatkan produktivitas tebu, otomatis meningkat pula omzet dan keuntungan dirinya selama menjadi petani tebu. Berkat hal itu, Ibu yang memiliki 7 anak ini mampu menyekolahkan serta menguliahkan anak-anaknya di sekolah hingga universitas.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya