BI: 75% Masyarakat Menggunakan Pendapatan untuk Konsumsi

Hanya 14,1% konsumen menyimpan pendapatannya 

BI: 75% Masyarakat Menggunakan Pendapatan untuk Konsumsi
Shutterstock/William Potter
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dalam survei konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat, mayoritas pendapatan masyarakat digunakan untuk konsumsi. Realita ini terutama tampak pada masyarakat dengan penghasilan pas-pasan.

Dari data tersebut, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) sebesar 75 persen pada September 2021. Angka tersebut stabil bila dibandingkan dengam bulan sebelumnya. 

"Berdasarkan kelompok pengeluaran, peningkatan rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada mayoritas kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 hingga Rp2 juta per bulan," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi Muhamad Nur melalui keterangan resminya di Jakarta (11/10). 

Sementara itu, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan untuk responden dengan pengeluaran Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan sedikit mengalami penurunan.

Sebanyak 14,1% konsumen menyimpan pendapatannya

Di sisi lain, BI mencatat proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat hanya sebesar 14,1 persen pada September 2021. Angka tersebut sedikit menurun dibandingkan 14,6 persen pada bulan sebelumnya. 

Tak hanya itu, porsi tabungan terhadap pendapatan juga menurun pada mayoritas kategori pengeluaran, terutama dengan tingkat pengeluaran Rp4,1 hingga Rp5 juta per bulan.

Sebanyak 10,9% konsumen menggunakan pendapatan untuk cicilan

Sementara itu, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada September 2021 sebesar 10,9 persen, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 10,4 persen. 

Sebagai informasi saja, BI mencatat kredit perbankan pada Agustus 2021 tumbuh 1,0 persen (YoY) menjadi Rp5.574,4 triliun. Di mana bulan sebelumnya hanya tumbuh 0,3 persen (yoy).

Dari raihan tersebut, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) terakselerasi, dari 1,9 persen (yoy) pada bulan Juni 2021 menjadi 2,3 persen (yoy) di Agustus 2021. BI menilai, hal tersebut disebabkan oleh perbaikan penyaluran kredit KPR dan kredit multiguna.

DPK tumbuh melambat

BI juga mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2021 mencapai Rp6.784,7 triliun, atau tumbuh 8,9 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan bulan sebelumnya di 10,7 persen (YoY). 

BI menjelaskan, perlambatan DPK terjadi pada seluruh jenis simpanan, baik giro, tabungan, maupun simpanan berjangka. Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan simpanan berjangka terjadi pada nasabah korporasi dan perorangan sejalan dengan tren penurunan suku bunga simpanan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang