Defisit: Pengertian, Jenis, Faktor, dan Cara Menghindarinya

Menimbulkan utang yang terus membengkak.

Defisit: Pengertian, Jenis, Faktor, dan Cara Menghindarinya
ilustrasi defisit (unsplash.com/Emil Kalibradov)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Defisit adalah istilah yang banyak dikaitkan dengan kondisi keuangan sebuah negara, perusahaan, lembaga, hingga individu. 

Mungkin Anda pernah mendengar istilah ini di berita televisi maupun koran, tetapi belum memahami pengertian defisit yang lebih detail. Mari simak artikel berikut ini!

Apa itu defisit?

ilustrasi uang (unsplash.com/Markus Spiske)

Secara sederhananya, defisit adalah kerugian yang dialami oleh individu maupun kelompok. Situasi dimana terjadi kekurangan anggaran belanja dan membuat dana menjadi minus.

Baik sebuah individu, lembaga, hingga negara mengalami hal ini. Kerugian tersebut berimbas pada munculnya utang yang semakin menumpuk dari waktu ke waktu dan mengurangi surplus.

Jenis defisit pemerintah

ilustrasi defisit (unsplash.com/Jp Valery)

Terdapat dua jenis defisit dalam ekonomi sebuah negara, yaitu defisit perdagangan dan defisit anggaran. 

Defisit perdagangan

Defisit perdagangan adalah kondisi dimana impor yang dilakukan sebuah negara lebih besar dibandingkan ekspornya.

Sebagai contoh, sebuah negara mengimpor barang dengan nilai 6 miliar dolar AS. Akan tetapi, negara tersebut hanya mampu mengekspor 3 miliar dolar AS. Maka, negara tersebut mengalami defisit perdagangan sebesar 3 miliar dolar AS pada tahun tersebut.

Banyaknya uang negara yang keluar dibanding pemasukan, mengakibatkan penurunan nilai mata uang serta berimbas pada pengurangan lapangan kerja.

Defisit anggaran

Defisit anggaran adalah ketika pembelanjaan pemerintah lebih besar ketimbang pendapatan yang diperoleh. Sebagaimana diketahui, salah satu pendapatan negara adalah melalui pajak.

Faktor yang menyebabkan terjadinya defisit

ilustrasi menghitung uang (unsplash.com/Alexander Grey)

Defisit adalah minusnya anggaran yang dapat menyebabkan terjadinya utang yang lebih besar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Daya beli masyarakat yang rendah

Sebagai negara berkembang, pendapat masyarakatnya cenderung rendah. Hal inilah yang menyebabkan daya beli masyarakat ikut menurun. Padahal, harga barang dan jasa cukup besar.

Pertumbuhan ekonomi yang cepat

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Maka dari itu, pemerintah membuat kebijakan seperti pendidikan, pembangunan infrastruktur, dan lain sebagainya.

Namun perlu diketahui, untuk membuat program-program tersebut memerlukan biaya yang cukup besar. Disebabkan anggaran yang besar dan tidak dibarengi dengan pemasukan yang masuk membuat terjadinya defisit.

Pengeluaran saat inflasi

Inflasi yang tidak terduga dapat menyebabkan terjadinya defisit. 

Sebagai contoh, Anda telah memiliki anggaran untuk membangun sebuah rumah yang untuk tiga bulan ke depan.Akan tetapi, setelah tiga bulan kemudian, harga barang atau material nyatanya mengalami kenaikan. 

Hal ini tentu membuat proyek yang tersebut melebihi batas anggaran yang telah direncanakan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya defisit.

Melemahnya exchange rate

Nilai pinjaman dihitung berdasarkan valuta asing. Sedangkan, proses pembayaran cicilan bunga menggunakan mata uang rupiah.

Hal inilah yang menyebabkan permasalahan bila terjadi depresiasi mata uang rupiah yang menyebabkan defisit.

Cara menghindari defisit

ilustrasi menulis (unsplash.com/Firmbee)

Berikut ini beberapa cara mengurangi defisit yang bisa Anda lakukan, antara lain:

1. Memiliki dana darurat

Penting bagi Anda untuk memiliki dana darurat, terlebih lagi bila terjadi inflasi atau kenaikan harga secara tiba-tiba. 

Dengan demikian, bila ada sesuatu anggaran yang tidak terduga, maka Anda bisa menutupinya dengan dana darurat.

2. Rutin memantau anggaran

Bagi Anda yang berkecimpung dalam dunia bisnis, penting untuk mencatat sekecil apapun pengeluaran. Sudah saatnya bagi Anda memiliki pengelolaan keuangan yang lebih baik.

3. Mengurangi pengeluaran

Ada lebih baiknya Anda mengurangi pengeluaran yang sekiranya tidak krusial, khususnya yang berkenaan dengan gaya hidup. Meski ini terbilang cukup sulit, tetapi tidak ada salahnya mencoba.

4. Menambah pemasukan

Selain mengurangi pengeluaran, ada baiknya Anda juga mencari atau menambah pemasukan. Hal ini karena seiring waktu harga kebutuhan pokok akan terus mengalami kenaikan.

Defisit adalah kondisi seseorang mengalami kekurangan anggaran keuangan atau mengalami kerugian. Hal ini memaksa dan menimbulkan utang yang terus membengkak. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Peringatan Bank Dunia: Harga Minyak Global Bakal Naik ke US$100
Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya