FINANCE

AFPI Ungkap Peran Digitalisasi Sebagai Kunci Pendanaan UMKM

Teknologi digital mampu membantu cashflow UMKM.

AFPI Ungkap Peran Digitalisasi Sebagai Kunci Pendanaan UMKMSekretaris Jenderal AFPI, Sunu Widyatmoko. (Fortuneidn/Bayu)
15 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan bahwa digitalisasi bisa menjadi kunci bagi i Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya terhadap akses pendanaan yang akan berkontribusi lebih bagi perekonomian Indonesia.

Sekretaris Jenderal AFPI, Sunu Widyatmoko, mengatakan bahwa digitalisasi akan mengoptimalkan penjaminan UMKM, karena memberikan informasi track record usaha yang dijalankan, terutama dari sisi cashflow.

“Misalnya, UMKM di daerah remote, selama terhubung dengan digital, fintech pasti akan berani memberikan pinjaman. Digitalisasi mengonfirmasi kegiatan usaha secara digital,” katanya dalam konferensi pers AFPI UMKM Digital Summit 2023 di Jakarta, Kamis (14/9).

Oleh karenanya, literasi digital berpenting dalam proses pertumbuhan UMKM sekaligus menghubungkan pelaku usaha dengan pesatnya ekosistem lain yang juga memanfaatkan teknologi digital. Selain itu, hal ini harus berjalan seiring dengan literasi keuangan bagi para pelaku UMKM.

Dengan literasi digital yang semakin baik, pelaku bisa memanfaatkan kehadiran Fintech P2P Lending sebagai solusi penyedia pendanaan bagi para UMKM. “Mengingat keunggulan dari fintech yakni mudah diakses, persyaratan sederhana, dan memerlukan waktu pencairan dana yang relatif singkat,” katanya.

Empat klasifikasi UMKM

Ilustrasi penggunaan fintech lending bagi UMKM.
Ilustrasi penggunaan fintech lending bagi UMKM. (dok. KemenkopUKM)

Agar pendanaan UMKM pun makin optimal, AFPI bersama EY Parthenon mengadakan sebuah riset yang menghasilkan empat segmentasi UMKM yang berdasar pada elemen literasi digital dan keuangan. Hal ini akan mendukung pengambilan kebijakan pemberian pembiayaan yang lebih tepat sasaran. Khususnya bagi pemangku kepentingan, seperti penyelenggara fintech P2P lending.

Segmentasi pertama adalah kelompok bisnis prospektif, yang merupakan merupakan bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki potensi kemampuan perencanaan bisnis.

Kedua, Kelompok Kebutuhan Dasar, yaitu bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan rendah, menghasilkan potensi risiko pembiayaan yang lebih tinggi.

Kelompok ketiga adalah Bisnis Konvensional Bertahan, yakni bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan rendah, hanya berfokus pada upaya mempertahankan kondisi status-quo mereka.

Segmentasi terakhir adalah Kelompok Bisnis Unggul, yaitu bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki daya tarik tertinggi dalam hal pendanaan.

Solusi bagi UMKM

MenkopUKM, Teten Masduki.
MenkopUKM, Teten Masduki. (dok. KemenkopUKM)

Related Topics