Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bakal mengantisipasi dampak pengenaan tarif resiprokal yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
Meski saat ini pengenaan tarif 32 persen tersebut masih ditunda 90 hari, Jahja mengaku tak mau mengambil langkah gegabah. Namun demikian, BCA mengaku sudah mencermati berbagai sektor milik debiturnya yang dikhawatirkan mengganggu bisnis kreditnya.
“Kita juga tidak mau cepat-cepat (ambil keputusan) inventarisasinya semua perusahaan furnitur, apparel, yang ekspor seafood kurangi kreditnya. Kita tidak mau grasah-grusuh seperti itu. Tapi kita akan mengamati sambil melihat perkembangan suasana,” ujar Jahja dalam konferensi pers kinerja BCA kuartl I-2025, dikutip, Kamis, (24/4).