Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi tekanan gaya hidup digital dan PayLater yang membebani anak muda. (Ilustrasi: karya pribadi @ristakncn_)

Intinya sih...

  • Skema pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) semakin diminati masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya kebutuhan, dengan penyaluran mencapai Rp30,47 Triliun.

  • Baki debet kredit BNPL mencapai Rp21,89 triliun, tumbuh 25,41 persen (yoy) di Mei 2025. Jumlah rekening paylater di bank naik menjadi 24,79 juta dari bulan sebelumnya.

  • Porsi paylater terhadap kredit perbankan baru 0,27%, sementara paylater di multifinance tumbuh 54,26% menjadi Rp8,58 triliun dengan NPF gross sebesar 3,74 persen.

Jakarta, FORTUNE – Skema pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater makin diminati masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya kebutuhan. Hal ini terlihat dari realisasi penyaluran paylater di industri perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance) yang semakin meningkat mencapai Rp30,47 Triliun.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, khusus baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) mencapai Rp21,89 triliun. Nilai tersebut tumbuh 25,41 persen (yoy) di Mei 2025 meski sedikit lambat bila dibandingkan dengan posisi April 2025 yang tumbuh 26,59 persen (yoy).

“Jumlah rekening paylater di bank mencapai 24,79 juta naik bila dibandingkan posisi April 2025 yang mencapai 24,36 juta,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers (8/7).

Porsi paylater terhadap kredit bank hanya 0,27%

ilustrasi wanita sedang memakai aplikasi paylater (freepik.com/benzoix)

Dian menambahkan, untuk porsi paylater terhadap kredit perbankan masih terbilang kecil baru sebesar 0,27 persen dari total kredit perbankan yang mencapai Rp7.997,63 triliun. “Namun demikian, ini terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” kata Dian.

Sementara itu, kualitas kredit perbankan secara industri juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,29 persen di Mei 2025 atau sedikit naik bila dibandingkan dengan posisi April 2025 sebesar 2,24 persen. Sedangkan untuk NPL net sebesar 0,85 persen. 

Di sisi lain, Loan at Risk (LaR) perbankan juga relatif stabil, tercatat 9,93 persen. Dian menyebut, rasio LaR tercatat stabil sepertidi level sebelum pandemi.

Paylater di multifinance naik 54,26%

ilustrasi paylater (vecteezy.com/Suttipun degad)

Tak hanya di bank, skema paylater oleh multifinance juga tumbuh pada Mei 2025 mencapai 54,26 persen (yoy). Kenaikan tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan April 2025 yang mencapai 47,11 persen (yoy).

Agusman selaku Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK mengungkapkan nilai dari paylater di perusahaan pembiayaan mencapai Rp8,58 triliun dengan NPF gross sebesar 3,74 persen. Rasio pembiayaan macet tersebut turun bila dibandingkan dengan posisi April 2025 sebesar 3,78 persen.

Editorial Team