Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi sukuk. Shutterstock/Nor Sham Soyod
Ilustrasi sukuk. Shutterstock/Nor Sham Soyod

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah berhasil menghimpun dana Rp33 triliun melalui lelang delapan seri Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pada 23 September 2025.

Mengacu pada keterangan resmi Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu, total penawaran yang masuk mencapai Rp98,47 triliun. Nilai tersebut meningkat dibandingkan lelang sebelumnya yang mencatat Rp79,55 triliun.

Kontribusi terbesar datang dari seri SPN12260910 (pembukaan kembali) dengan serapan Rp7 triliun dari penawaran Rp9,47 triliun. Seri ini menghasilkan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,80000 persen dengan jatuh tempo 10 September 2026.

Selanjutnya, dari seri FR0109 (pembukaan kembali), pemerintah menyerap Rp5,3 triliun dari total penawaran Rp24,42 triliun. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan tercatat 5,34692 persen dengan tenor hingga 15 Maret 2031.

Seri FR0106 (pembukaan kembali) turut menyumbang Rp5,2 triliun dari penawaran masuk Rp15,21 triliun, dengan imbal hasil 6,74998 persen dan jatuh tempo 15 Agustus 2040.

Dari seri FR0107 (pembukaan kembali), pemerintah memenangkan Rp4,85 triliun dari penawaran Rp10,11 triliun. Yield rata-rata tertimbang mencapai 6,85998 persen dengan tenor hingga 15 Agustus 2045.

Seri FR0108 (pembukaan kembali) menyerap Rp4,7 triliun dari penawaran Rp21,62 triliun, dengan imbal hasil 6,27994 persen dan jatuh tempo 15 April 2036.

Dari seri FR0102 (pembukaan kembali), pemerintah mengantongi Rp2,35 triliun dari total penawaran Rp6,29 triliun. Yield rata-rata tertimbang sebesar 6,88983 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2054.

Untuk seri baru SPN03251224, pemerintah memperoleh Rp2 triliun dari penawaran Rp5,58 triliun, dengan imbal hasil 4,74982 persen dan jatuh tempo 24 Desember 2025.

Adapun dari seri FR0105 (pembukaan kembali), pemerintah memenangkan Rp1,6 triliun dari total penawaran Rp5,77 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang tercatat 6,89891 persen dengan tenor hingga 15 Juli 2064.

Editorial Team