Jakarta, FORTUNE - Aggregate demand atau permintaan agregat bisa dibilang penting dikarenakan dapat membantu dalam mengukur serta menilai keadaan umum dari kondisi ekonomi suatu negara. Permintaan agregat juga penting karena dapat berfungsi untuk mengukur pengaruh harga pada produktivitas.
Para ekonom, akan menghubungkan permintaan agregat dengan produk-produk domestik bruto, dikarenakan keduanya dihitung dengan cara yang sama. Hal ini dikarenakan total permintaan atas seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara nasional memiliki pengaruh dan kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi negara
Hal ini dapat membantu sekaligus menunjukan bagaimana suatu negara bergerak dari perlambatan menuju ke resesi yang sebenarnya atau bagaimana negara tersebut dapat keluar dari resesi. Apabila Anda masih belum paham, simak ulasan di bawan ini.
Definisi aggregate demand
Pengertian aggregate demand adalah jumlah keseluruhan permintaan barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Sebagai istilah makroekonomi, permintaan agregat merepresentasikan total permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu dalam periode tertentu.
Dalam jangka panjang, permintaan agregat sebanding dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Keduanya merepresentasikan hal yang sama, yakni jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.
Permintaan agregat mencakup semua barang konsumsi, barang modal baik pabrik dan peralatan, ekspor, impor, termasuk program pengeluaran pemerintah. Selama barang-barang tersebut diperdagangkan pada nilai pasar yang sama, maka semua variabel bisa dianggap sama.
Adapun faktor determinan dari permintaan agregat ini meliputi pendapatan, harga barang atau jasa terkait, selera, dan harapan. Sementara untuk determinan jumlah pembeli dalam perekonomian dapat mempengaruhi permintaan agregat.
Komponen aggregate demand
Terdapat beberapa variabel komponen yang perlu diperhatikan dalam menilai permintaan agregat. Komponen permintaan agregat sama dengan komponen PDB, antara lain sebagai berikut.
1. Belanja Pemerintah
Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Sebab, variabel seperti pertumbuhaan ekonomi, nilai tukar mata uang dan suku bunga tidak mempengaruhi keputusan pengeluaran. Komponen ini mengacu pada jumlah keseluruhan pengeluaran pemerintah baik untuk infrastruktur, investasi, peralatan pertahanan militer, fasilitas sektor publik, layanan kesehatan dan pendidikan, maupun kepegawaian pemerintah.
2. Konsumsi
Konsumsi meliputi pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Dalam hal ini, pendapatan disposabel adalah penentu utama dari komponen ini. Karena pendapatan disposabel tergantung pada pajak, maka komponen ini perlu dipertimbangkan pengaruhnya dalam analisis konsumsi rumah tangga. Komponen konsumsi merupakan komponen terbesar dari permintaan agregat suatu perekonomian. Komponen ini mengacu pada pengeluaran total individu dan rumah tangga untuk barang dan jasa.
3. Investasi
Pengeluaran investasi mencakup keseluruhan pengeluaran untuk barang modal baru dan jasa seperti mesin, peralatan, perubahan persediaan, investasi dalam struktur non-hunian, dan struktur perumahan. Adapun pengeluaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga sebagai penentu biaya pinjaman, prediksi kondisi ekonomi di masa depan, dan insentif pemerintah. Hal-hal yang termasuk dalam pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh bisnis.
4. Ekspor
Ekspor neto adalah nilai ekspor dikurangi dengan nilai impor. Ekspor merepresentasi produk yang diproduksi dalam negeri yang dijual ke luar negeri. Oleh sebab itu, ekspor menambah permintaan agregat, sedangkan impor justru mengurangi.