Aliran Modal Asing Keluar Rp4,81 triliun di Minggu Ketiga Mei 2022
Inflasi minggu ketiga Mei diperkirakan capai 0,38%.

20 May 2022
Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik senilai Rp4,81 triliun pada minggu ketiga Mei 2022.
“Berdasarkan data transaksi 17-19 Mei 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,81 triliun,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (20/5).
Erwin menambahkan, bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat. Selain itu, BI juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Aliran modal asing keluar dari dua instrumen pasar
Erwin menjelaskan, keluarnya modal asing tersebut berasal dari 2 instrumenpasar yakni Surat Berharga Negara (SBN) yang keluar senilai Rp4,44 triliun. Sementara itu, aliran modal asing di pasar modal juga keluar Rp370 miliar.
Dengan demikian, berdasarkan data setelmen sampai 19 Mei 2022 (ytd), aliran modal asing keluar atau jual neto Rp105,04 triliun di pasar SBN. Namun demikian, secara ytd aliran modal asing masih masuk atau beli neto Rp62,82 triliun di pasar saham.
Inflasi minggu ketiga Mei diperkirakan capai 0,38%
Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu ketiga Mei 2022, perkembangan harga tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,38 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,54 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,53 persen (yoy).
Erwin menjelaskan, penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas angkutan udara dan bawang merah masing-masing sebesar 0,06 persen (mtm), daging ayam ras 0,05 persen sebesar (mtm) serta telur ayam ras sebesar 0,04 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu minyak goreng, cabai rawit, dan emas perhiasan masing–masing sebesar -0,01 persen (mtm).