FINANCE

Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Turun jadi US$135,7 miliar

Tren penurunan cadev masih berlanjut.

Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Turun jadi US$135,7 miliarIlustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
13 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar US$135,7 miliar atau sekitar Rp1.971 triliun. 

Posisi tersebut turun tipis 2,87 persen bila dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2022 sebesar US$139,1 miliar setara Rp2.029 truliun. 

"Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," kata Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (13/5). 

Posisi cadev RI masih memadai

Erwin menyatakan, posisi tersebut masih memadai dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. "Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin. 

Selain itu, posisi cadangan devisa tersebut juga masih setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Kondisi penurunan cadev masih berlanjut

Sebelumnya, pengamat ekonomi sekaligus Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga sempat mengatakan menilai tren penyusutan cadangan devisa akan berlangsung lama akibat pembayaran utang untuk memenuhi pembiayaan fiskal Pemerintah.

"Apalagi melihat kebutuhan untuk subsidi energinya besar kebutuhan untuk pembangunan infrastrukturnya juga besar maka ini akan berkorelasi dengan kenaikan pembiayaan utang," jelas Bhima melalui keterangannya di Jakarta, Kamis (7/4).  

Tak hanya itu, faktor kedua yang juga memengaruhi beban utang ialah volume impor yang semakin tinggi dan percepatan pembangunan infrastruktur.  Seperti diketahui, cadev terus menurun dari bulan Maret hingga April 2022.

Meski demikian, ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai. Hal itu didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Related Topics