FINANCE

Literasi Masih Jadi Tantangan dalam Peningkatan Penetrasi Asuransi

Penetrasi asuransi di Indonesia baru 3,18 persen.

Literasi Masih Jadi Tantangan dalam Peningkatan Penetrasi AsuransiGoogle
18 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Literasi dan edukasi menjadi kunci dalam peningkatan penetrasi asuransi di Masyarakat. Di tengah maraknya kasus asuransi yang muncul di masyarakat akibat ulah oknum agen pemasar, industri asuransi harus tetap tumbuh dan melindungi Masyarakat.

Hal tersebut disampaikan  Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Rudy Kamdani saat konferensi pers Hari Asuransi yang diperingati pada 18 Oktober 2023 bertempat di Kantor AAUI di Jakarta. Ia mengatakan, memperkenalkan danmemasyarakatkan Hari Asuransi merupakan sebuah tantangan. Penyebabnya tidak lain adalah masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap asuransi.

“Insan perasuransian sangat menyadari pentingnya untuk melakukan literasi, untuk itu pelaksanaan kegiatan literasi kami lakukan dengan dengan berbagai cara baik itu melalui literasi di berbagai daerah, dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan melalui media cetak, online dan media sosial lainnya,” kata Rudy di Jakarta, Rabu (18/10).

Penetrasi asuransi baru 3,18 persen

Layanan asuransi di platform Pospay.
Layanan asuransi di platform Pospay. (dok. Pos Indonesia)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2021 hanya mencapai 3,18 persen. Persentase tersebut terdiri dari penetrasi asuransi sosial 1,45 persen, asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, dan sisanya asuransi wajib.

Sementara itu, Rudy menambahkan, literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi level Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang lain. Walaupun mengalami pertumbuhan sejak dua periode, tingkat penetrasi asuransi harus perlu ditingkatkan. Mengacu kepada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2022, literasi sektor perasuransian berada pada level 31,72 persen. Sedangkan inklusi asuransi pada level 16,63 persen.

“Pencapaian ini masih sangat perlu ditingkatkan untuk mengimbangi perbankan dimana literasi pada sektor ini mencapai 49,93 persen dan inklusi pada level 74,03 persen Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk terus meningkatkan inklusi,” kata Rudy.

Pendapatan premi asuransi masih tumbuh menjadi Rp360,6 triliun

Ilustrasi Asuransi/Dok. unsplash.com/@vladdeep

Related Topics