OJK: Indonesia Harus Waspada Hadapi The Perfect Storm Global
Ekonomi global telah hadapi tiga tantangan.
Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan, Indonesia harus mengantisipasi badai ekonomi yang terjadi secara global. Mahendra bahkan menyebut badai ekonomi global layaknya “The Perfect Storm”. Untuk itu, Indonesia harus senantiasa waspada namun tetap optimistis.
“Dalam sektor jasa keuangan, istilah yang kerap dipakai normal siaga. Kondisi normal tapi ada kesiagaan yang dilakukan karena ada persoalan besar atau risiko transmisi dari persoalan besar,” kata Mahendra pada acara BNI Investor Daily Summit 2022, di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Selasa (11/10).
Tiga tantangan ekonomi global
Mahendra menambahkan perekonomian global sedang menghadapi tiga tantangan berat yang menyebabkan badai yakni, inflasi, resesi, hingga aspek geopolitik. Dalam hal inflasi, sejumlah negara telah mengalami inflasi tertinggi sepanjang sejarah. Oleh sebab itu, Indonesia diharapkan dapat menyipkan strategi dan mengantisipasi hal tersebut.
“Bahkan negara maju mengalami inflasi tertingginya sejak 30 hingga 40 tahun terakhir sepanjang sejarah,” kata Mahendra.
Kondisi inflasi tersebut dikhawatirkan merembet ke resesi ekonomi sejumlah negara dan memperparah gejolak geopolitik global. Pada laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juli 2022, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan laju inflasi global akan mencapai 9 persen pada kuartal III 2022. Kementerian Keuangan RI juga memproyeksikan inflasi negara maju akan berada pada kisaran 6 persen pada akhir 2022.
OJK terus cermati ketidakpastian ekonomi
Sebagai regulator, OJK terus mencermati ketidakpastian ekonomi global tersebut. Dalam hal ini, OJK terus menjaga stabilitas sistem keuangan dan melakukan koordinasi dan mitigasi melalui stess test. Mahendra menambahkan OJK terus mengawal tujuan dan agenda pemerintah untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Tapi setelah itu, maka kita fokus agenda utama. Karena mencermati ekonomi global bukan agenda utama, yang utama bagi RI yakni ialah memperkuat dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar terus berlangsung,” kata Mahendra.
Menurutnya, momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlangsung. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44 persen pada kuartal II-2022. Selain itu, intermediasi perbankan juga terus berlangsung dengan pertumbuhan kredit hingga 10,6 persen pada Agustus 2022.