Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (bi.go.id)
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (bi.go.id)

Intinya sih...

  • BI turunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen

  • Inflasi inti RI tetap terkendali di level 2,50%

  • Nilai tukar Rupiah menguat 1,13% terhadap dolar AS

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2025. Sementara itu, untuk suku bunga deposit facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 6,25 persen. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen. “Ini upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers yang dikutip di Jakarta, Rabu (21/5).

Inflasi inti RI terjaga di level 2,50%

ilustrasi inflasi (freepik.com/freepik)

BI mencatat Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,95 persen (YoY), dengan inflasi inti tetap terkendali sebesar 2,50 persen (YoY), sejalan dengan konsistensi suku bunga kebijakan BI (BI-Rate) untuk mengarahkan ekspektasi inflasi. 

Inflasi kelompok volatile food (VF) tercatat sebesar 0,64 persen (YoY) didukung oleh kecukupan pasokan komoditas pangan utama dan eratnya sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). 

Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 1,25 persen (YoY), setelah pada Maret 2025 mencatat deflasi sebesar 3,16 persen (YoY). “Terutama dipengaruhi oleh berakhirnya implementasi kebijakan diskon tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya terpasang listrik di bawah 2.200 VA,” kata Perry.

Dengan kebijakan ini, lanjut Perry, inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas ekonomi yang memadai, imported inflation yang terkendali, dan dampak positif dari digitalisasi.

Nilai tukar rupiah menguat 1,13%

ilustrasi inflasi kuantitas (Freepik.com/Freepik)

Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah juga diklaim tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi BI dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. Perry mengungkapkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 20 Mei 2025 tercatat menguat sebesar 1,13 persen dibandingkan dengan posisi akhir April 2025. 

“Rupiah juga cenderung menguat dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS,” kata Perry.

Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.  Bank sentral juga terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan SBN di pasar sekunder. 

Perry menyebut, seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.

Editorial Team