Skims, Label Shapewear Milik Kim Kardashian Catat Valuasi US$3,2 M

Putaran pendanaan dipimpin Lone Pine Capital.

Skims, Label Shapewear Milik Kim Kardashian Catat Valuasi US$3,2 M
Kim Kardashian saat menghadiri MTV Movie And TV Awards 2018 yang diadakan di Barker Hangar di Santa Monica, AS, pada 16 Juni 2018. Shutterstock/Tinseltown
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Label shapewear Skims, telah menggandakan valuasinya menjadi US$3,2 miliar setelah mendapat guyuran dana segar US$240 juta. Para investor bertaruh pada keberhasilan merek milik Kim Kardashian tersebut.

Dilansir dari Reuters, pada Rabu (2/2), valuasi Skims naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Pada Bulan April 2021, perusahaan itu dilaporkan bernilai US$1,6 miliar.

Pendanaan dipimpin Lone Pine Capital

Putaran pendanaan Skims yang diumumkan pada 27 Januari 2022 itu, dipimpin oleh hedge fund Lone Pine Capital. Ikut serta dalam tahap ini, yaitu D1 Capital Partners serta investor yang sudah bergabung sebelumnya, yaitu Thrive Capital, Imaginary Ventures, dan Alliance Consumer Growth.

Skims diluncurkan pada tahun 2019. Perusahaan tersebut menjual bra, pakaian santai dan shapewear langsung kepada para pelanggan melalui toko online serta gerai-gerai yang dimiliki oleh jaringan department store Nordstrom Inc dan Selfridges & Co.

Kardashian dan Chief Executive Officer Skims, Jens Grede, akan mempertahankan saham mayoritas di Skims setelah investasi baru masuk. Demikian menurut Bloomberg News yang pertama kali melaporkannya.

Gurita bisnis sang miliarder

Kim Kardshian resmi masuk dalam daftar miliarder dunia Forbes dengan nilai kekayaan mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun. Hartanya melambung seiring popularitas dua brand miliknya, produk kecantikan KKW Beauty dan pakaian dalam Skims.

Kekayaan ibu dari North West ini naik hanya dalam beberapa bulan saja, dari sebelumnya senilai US$780 juta pada Oktober tahun lalu. Ia kini menghuni daftar orang kaya yang sama dengan sejumlah nama besar lainnya seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg. 

Forbes mengkalkulasikan sebagian besar kekayaan Kim berasal dari keuntungan dua brand. Keduanya dimiliki oleh Kardashian dan bukan hanya berupa kesepakatan bisnis saja. Selain itu, sisanya berasal dari royalti reality show, endorsement dan beberapa investasi kecil lainnya.

Strategi bisnis Kim Kardashian

SKIMS/DOK. SKIMS

KKW Beauty diluncurkan pertama kali pada 2017 berupa 300.000 contour kit yang ludes hanya dalam dua jam saja. Produknya kemudian berkembang menjadi eyeshadow, concealer, lipstik dan parfum dengan total keuntungan mencapai US$100 juta. Kesuksesan brand ini tak lepas dari metode pemasaran direct to consumer yang diaplikasikan. Hal ini ditopang dengan popularitas Kardashian di media sosial yang amat luas.

Hal serupa sebelumnya juga diaplikasikan oleh saudara Kim, Kylie Jenner, untuk Kylie Cosmetic. Mereka menjadikan diri mereka sebagai role model untuk produk yang dipakai dan mengajak konsumen memilikinya. 

Kim diketahui menjual 20 persen kepemilikannya di KKW Beauty pada 2020 lalu dengan nilai US$200 juta. Meskipun demikian, Forbes menyebutkan, sisa 72 persen saham miliknya masih bernilai sekitar US$500 juta.

Sumber uang kedua, yakni Skims merupakan produk pakaian dalam dengan klaim dapat membentuk tubuh penggunanya. Strategi branding dengan bentuk tubuhnya yang menonjol berhasil membujuk para penggemar untuk memakai produk ini. 

Trik ini cukup berhasil karena Skims jadi incaran banyak wanita. Dengan tagline "solutionwear", rilisan pertamanya pada 2019 habis dalam sekejap dan mendatangkan keuntungan sebesar US$2 juta atau kisaran Rp29 miliar. Sejauh ini ada 32 jenis produk yang dihadirkan berupa lingerie, gaun tidur dan berbagai aksesoris pakaian dalam. 

Kim juga berinovasi bisnis dengan lebih banyak menyediakan jenis pakaian santai rumahan ketika pandemi mulai mendunia. Alhasil bisnisnya berkembang pesat karena orang tetap membeli produknya meski hanya berdiam di rumah.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M