Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
110844.jpg
Dok. Instagram/ Kasing Lung

Jakarta, FORTUNE - Apakah Kasing Lung, pencipta karakter Labubu, bisa menjadi seniman berikutnya di level Takashi Murakami bagi LVMH? Pertanyaan itu kini menarik perhatian publik setelah Bernard Arnault, Chairman dan CEO LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, menghadiri acara Moynat dalam gelaran Art Basel Paris untuk menyaksikan peluncuran kolaborasi yang sangat dinantikan antara merek tas mewah asal Paris itu dan Lung, demikian dilaporkan WWD.

Dalam sebuah foto yang kemudian diunggah di akun Instagram Lung, Arnault tampak berdiri di samping sang seniman sambil memegang tas 48H Mini yang menampilkan motif Labubu berwarna cerah dari kolaborasi tersebut. Tas itu juga dihiasi dengan boneka Labubu berbulu dari seri Exciting Macaron milik Pop Mart, yang berbentuk seperti buah leci.

Foto itu dengan cepat menjadi viral di dunia maya, baik di Instagram maupun platform Xiaohongshu di Tiongkok. Banyak pihak berspekulasi bahwa, mengingat sambutan pasar yang sangat positif terhadap kolaborasi dengan Moynat, Lung berpeluang menjadi kolaborator artistik besar berikutnya bagi Louis Vuitton, menyusul nama-nama seperti Richard Prince, Jeff Koons, Yayoi Kusama, dan Takashi Murakami, yang seluruhnya hadir dalam acara penandatanganan tas Moynat di Paris.

Dukungan Arnault terhadap Lung menjadi contoh lain bagaimana kekuatan intellectual property (IP) Labubu tetap memikat, bahkan ketika saham Pop Mart mengalami pendinginan setelah mencapai puncak pada akhir Agustus.

Daftar kolaborator ternama yang bergabung dengan karakter boneka bergigi ini pun terus bertambah. Selain berbagai proyek bersama Moynat, Fanatics Collectibles pekan lalu merilis koleksi kartu perdagangan untuk merayakan ulang tahun ke-10 pameran The Monsters, yang memulai tur dunianya di Shanghai dan akan berlanjut ke Taipei pada 8–30 November.

Melalui Pop Mart, Labubu juga telah tampil di koleksi kaus dan hoodie Uniqlo, diubah menjadi cokelat Godiva di Tiongkok, serta dijadwalkan ikut berpartisipasi dalam parade Thanksgiving Macy’s tahun ini bersama IP Pop Mart lainnya seperti Mokoko, Skullpanda, Molly, Dimoo, dan Peach Riot.

Lima bulan setelah meluncurkan konsep perhiasan terpisah bernama Popop Labubu, karakter ini kini juga mendapatkan perlakuan mewah dalam ekosistem merek Pop Mart sendiri. Baru-baru ini, Pop Mart memperkenalkan liontin Labubu dari emas mawar 18 karat yang dihiasi safir putih, versi lanjutan dari edisi sebelumnya yang dibuat dari perak sterling 925 dan dirilis untuk pameran pop-up perayaan ulang tahun Labubu ke-10 di Shanghai.

Versi perak dijual seharga 980 yuan (sekitar US$138), sedangkan edisi emas mawar dibanderol 14.490 yuan (sekitar US$2.003).

Labubu pertama kali diciptakan pada tahun 2015 oleh seniman Kasing Lung sebagai bagian dari seri The Monsters, yang juga mencakup karakter Zimomo, Spooky, Tycoco, dan Pato. Pada 2019, Lung menandatangani perjanjian lisensi dengan Pop Mart.

Pada paruh pertama 2025, seri The Monsters menghasilkan pendapatan sebesar 4,81 miliar yuan (sekitar US$673 juta), melonjak 668 persen dibanding tahun sebelumnya dan menyumbang 34,7 persen dari total pendapatan Pop Mart. Lonjakan itu didorong oleh peluncuran mainan vinil berbulu Big Into Energy dan seri Wacky Mart dalam format blind box.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional Tiongkok CCTV, pendiri Pop Mart, Wang Ning, mengungkapkan bahwa perusahaan menjual sekitar 10 juta figur Labubu setiap bulan. “Mesin jahit kami bekerja penuh kapasitas, dan kami terus meningkatkan produksi setiap bulan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sejumlah studio film besar dunia, termasuk dari Hollywood, telah mendekati Pop Mart dengan proposal untuk memproduksi film bertema Labubu.

Editorial Team