Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Demam Labubu Dongkrak Penjualan Pop Mart, Naik 250% di Kuartal III

Labubu (instagram.com/labubuofficial/)
Labubu (instagram.com/labubuofficial/)

Jakarta, FORTUNE - Produsen mainan asal Tiongkok, Pop Mart International Group Ltd., mencatat lonjakan pendapatan hingga 250 persen secara tahunan pada kuartal yang berakhir September 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh popularitas global boneka Labubu, yang kembali memicu gelombang pembelian setelah peluncuran seri mini terbarunya pada akhir Agustus.

Dikutip dari Caixin Global, dalam pembaruan bisnis yang disampaikan ke Bursa Efek Hong Kong, Pop Mart melaporkan bahwa penjualan di pasar luar negeri melonjak 365–370 persen, jauh melampaui kenaikan sekitar 190 persen di daratan Tiongkok.

Pasar Barat menjadi pendorong utama. Penjualan di Amerika Serikat tercatat naik hingga 1.270 persen pada kuartal ketiga, sementara di Eropa tumbuh sekitar 740 persen. Kawasan Asia-Pasifik juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 170–175 persen.

Kepopuleran Labubu, karakter monster imut yang menjadi ikon Pop Mart, terus mengangkat kinerja perusahaan sejak paruh kedua tahun lalu. Versi plush Labubu menjadi tren global, disukai selebritas hingga kolektor kasual, dan membuat merek ini dikenal jauh di luar pasar Tiongkok.

Dilansir dari The Business Times, Pop Mart kini menghadapi tantangan baru: memproyeksikan pertumbuhan laba di tengah fenomena yang bergerak cepat. Perusahaan sebelumnya menargetkan pendapatan tahun penuh mencapai 20 miliar yuan (sekitar US$3,6 miliar), namun CEO Wang Ning menyebut dalam panggilan kinerja Agustus bahwa target 30 miliar yuan akan cukup mudah dicapai.

Meski kinerja keuangan mencetak rekor, saham Pop Mart justru turun 8,1 persen pada Selasa menjelang rilis pembaruan bisnis terjadi penurunan harian terbesar sejak April.

“Investor mungkin khawatir pertumbuhan penjualan mulai melambat dari basis tinggi tahun lalu,” ujar Steven Leung, Direktur Eksekutif UOB Kay Hian Hong Kong.

Analis menilai kekhawatiran akan meredanya demam Labubu menjadi faktor di balik terhentinya reli saham Pop Mart, yang sebelumnya melonjak tajam sejak akhir Agustus. Namun, bagi penggemar dan kolektor, gelombang Labubu tampaknya masih jauh dari kata reda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Business

See More

Kesiapan Sistem Tol MLFF Raih Tahap Akhir, PT RITS: Bola di Pemerintah

22 Okt 2025, 10:35 WIBBusiness