LUXURY

Industri Barang Mewah Melambat, Grup Kering Justru Ekspansi

Menambah properti senilai hampir U$1 miliar di New York.

Industri Barang Mewah Melambat, Grup Kering Justru EkspansiGucci Valigeria/Dok. Gucci
25 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Industri barang mewah menghadapi tantangan dalam beberapa bulan terakhir. Ini menjadi pertanyaan banyak pihak usai masa gemerlap barang mewah yang booming selama pandemi Covid-19. Situasi amat timpang, sebab kala itu penjualan meroket karena pembeli yang tinggal di rumah menghabiskan banyak uang untuk pakaian mahal, tas, dan lainnya.

Meskipun beberapa merek mewah menghadapi perlambatan, tak sedikit pula yang bersiap untuk memperluas ruang ritel mereka di pusat perbelanjaan terkemuka dunia. Salah satunya grup mewah Kering asal Prancis—yang menaungi merek-merek seperti Gucci, Saint Laurent, dan Balenciaga.

Melansir Fortune.com pada Kamis (25/1), Kering mengumumkan investasi sebesar US$963 juta di properti utama di New York pada hari Senin, 22 Januari 2023. Kering dalam pernyataan resmi mengungkapkan, "Dengan transaksi ini, Kering mengakuisisi lokasi ritel luar biasa di salah satu jalan paling ikonik di dunia. Investasi ini merupakan langkah lebih lanjut dalam strategi real estate selektif Kering, yang bertujuan untuk mengamankan lokasi-lokasi utama yang sangat diinginkan untuk "rumah"nya."

Properti ini seluas 115.000 kaki persegi (10.700 meter persegi) dan terletak di Fifth Avenue yang terkenal di Manhattan ini berseberangan dengan Trump Tower. Lokasi bergengsi ini juga menjadi lokasi butik merek kelas atas lainnya di sekitarnya mencakup Cartier, Louis Vuitton, dan Tiffany & Co. Sebelumnya, perusahaan yang dipimpin François-Henri Pinault ini juga telah membeli properti penting di Paris dan Tokyo dalam beberapa tahun terakhir.

Lokasi strategis mendorong penjualan

Kering bergabung dengan beberapa pesaingnya dalam merebut properti ritel di New York dan tempat lain di AS. Van Cleef & Arpels, lini perhiasan yang dimiliki oleh Richemont juga mengumumkan pembukaan lokasi baru di Madison Avenue Manhattan. Sementara itu, Chanel membuka kembali toko utamanya di kawasan kelas atas Los Angeles di Beverly Hills. Prada juga melaporkan dua pembelian senilai US$835 juta bulan lalu, seperti dilaporkan oleh Bloomberg.

Meskipun pengecer barang mewah membeli properti dengan harga yang mencengangkan, mereka telah menyewa lahan seluas 650.000 kaki persegi di AS dalam 12 bulan hingga September. Ini menunjukkan peningkatan sekitar 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan real estate perusahaan investasi JLL.

Menambah properti untuk gerai Retail memang berpotensi memberikan hasil ketika orang kembali ke toko fisik. Ekonom senior Moody's mengatakan kepada Fortune bahwa properti ritel menjanjikan akan menjadi "pendukung" pada tahun 2024, bahkan ketika sektor-sektor lain terus pulih.

Pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh pemain barang mewah ini terjadi pada saat industri ini melihat konsumen kaya mengurangi belanja, yang berdampak pada pendapatan merek-merek tersebut. Pendapatan Kering turun 9 persen dibandingkan dengan kuartal ketiga, dengan kontraksi pada penjualan Gucci dan Yves Saint Laurent.

AS telah menjadi titik terang bagi beberapa merek, sementara Eropa kesulitan mencatat penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya. Richemont mencatat pertumbuhan penjualan 8 persen di wilayah Amerika pada kuartal ketiga tahun 2023, berbeda dengan penurunan 3 persen di Eropa pada periode tersebut.

Namun, tren ini tidak merata. Sephora, yang dimiliki oleh LVMH, mengalami pertumbuhan yang kuat di Amerika Utara pada kuartal ketiga, meskipun segmen wine, minuman beralkohol, fesyen, dan barang-barang kulit masih lemah hingga paruh pertama tahun lalu.

Sebaliknya, Burberry mengalami penurunan penjualan toko serupa pada kuartal ketiga, menjadi penurunan terbesar di Amerika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Sektor barang mewah memang sedang tidak stabil, tapi dinamika yang menunjukkan melambatnya pertumbuhan dan juga mengisyaratkan pemulihan permintaan barang mewah di Cina yang dapat mendorong penjualan.

Related Topics