LUXURY

Ferrari Ungkap Tren Mobil Masa Depan, Bagaimana Indonesia?

Ferrari akan meluncurkan mobil listrik hingga SUV ke depan.

Ferrari Ungkap Tren Mobil Masa Depan, Bagaimana Indonesia?Supercar hybrid Ferrari 296 GTB . Dok. Ekarina
12 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Produsen supercar asal Italia, Ferrari bakal merilis 15 model terbaru sepanjang 2023 hingga 2026. Tak hanya tersedia di pasar global, model tersebut juga bakal diperkenalkan dan masuk pasar Indonesia. Lantas kapan?

President Far East and Middle East Ferrari, Dieter Knechtel mengatakan, perusahaan tidak membeda-bedakan pasar. Semua model yang ditawarkan dan ada di global, akan sama dengan apa yang akan ada di Indonesia. 

Namun, masih ada beberapa faktor teknis yang menyebabkan perbedaan waktu peluncuran. "Selama ada perbedaan waktu mobil setir kiri dan setir kanan, mobil setir kiri pasti akan didahulukan. Terkadang untuk mobil setir kanan untuk masuk pasar sini, ada beberapa hal yang harus kita sesuaikan, hal itu terkadang memakan waktu," katanya kepada Fortune Indonesia dalam wawancara khusus beberapa waktu lalu.

Dia tak memerinci kapan waktu terdekat dan tipe baru apa yang akan hadir di Indonesia. Namun, menurut akun twitter Ferrari, kendaraan sport utility vehicle (SUV) yang bertajuk Ferrari Purosangue agaknya bakal diperkenalkan besok, Selasa (13/9). Hal tersebut terungkap dari unggahan video singkat Ferrari berdurasi 15 detik memperlihatkan siluet dan deru mesin kendaraan.

"Anda mendengarnya di sini dulu. Akan ada lebih banyak terungkap pada 13 September. #FerrariPurosangue #Ferrari," tulis caption dalam video tersebut. 

Pada Capital Market Day Juni lalu, Ferrari  mengumumkan berbagai rencana strategis perusahaan hingga beberapa tahun mendatang: mulai peluncuran portofolio kendaraan baru, elektrifikasi kendaraan, strategi keuangan hingga komitmen Ferrari dalam mencapai netralitas karbon.

Berdasarkan roadmap, akan ada 15 peluncuran kendaraan baru pada tahun 2023 dan 2026, yang diawali dengan Purosangue akan meluncur pada September 2022. 

Secara rata-rata pada periode rencana ini, model Icona dan Supercar akan berjumlah kurang dari 5 persen dari total volume dan seri khusus (special series) akan menjadi sekitar 10 persen.

Supercar baru yang sangat ditunggu-tunggu akan hadir dalam rentang periode tersebut. Sedangkan, Ferrari pertama bermesin listrik penuh (full electric) akan diluncurkan pada 2025, seperti yang telah diumumkan sebelumnya.

Pada 2026, perusahaan kendaraan dengan lambang kuda jingkrak ini pun menyatakan 40 persen produk Ferrari yang akan dilengkapi dengan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine / ICE). Sedangkan 60 persen lainnya bermesin hibrida dan mesin elektrik penuh. 

Menurut perusahaan, mesin penggerak hibrida akan terus memanfaatkan transfer teknologi dari pengalaman balap Ferrari. Sedangkan mesin listrik akan dirancang, dibuat, dan dirakit di Maranello, untuk memastikan pengalaman berkendara yang unik yang juga bersumber dari pengalaman balap Ferrari.
 

Tantangan semasa pandemi dan chip semi konduktor

Ferrari akan memperkenalkan 15 model barunya pada 2023-2026.
Ferrari 296 GTB. Dok. Ekarina

Pandemi Covid-19 sempat mempengaruhi pasar mobil mewah pada 2020-2021. Dengan adanya pembatasan mobilitas, perjalanan maupun event internasional pun dibatasi baik dari Italia-maupun Italia ke luar negeri. Hal ini sempat mengakibatkan pabrik Ferrari di Italia terpaksa tutup dan tidak beroperasi selama tujuh pekan. 

"Tapi, saat ini situasinya kembali pulih, semuanya on track dan kami sedang bekerja keras untuk pengembangan model serta penjualan di tahun berikutnya," kata Dieter. 

Ferrari menurutnya diuntungkan dengan penempatan produk yang eksklusif, punya pasarnya sendiri serta berbeda dengan produk otomotif lain sehingga pasarnya tak terganggu. "Pada saat ini, kami sedang berusaha mengelola suplai di pasar dan kami juga mendapatkan penjualan cukup kuat di pasar Asia. Dan secara eksteremnya di Jepang, Korea, Cina, walaupun di Cina karena ada pembatasan mobilitas yang sangat ketat. Jadi secara konsumsi lokalnya lebih tinggi," ujarnya. 

Demikian pula halnya dengan krisis kelangkaan semikonduktor beberapa waktu lalu. Menurutnya sang pabrikan tidak terpengaruh karena memproduksi dan menjual mobil berdasarkan pesanan, dan bukan produksi secara masal. 

Tren dan preferensi konsumen

Teknologi, keberlanjutan dan lingkungan menjadi isu besar saat ini. Dieter mengungkapkan, ada beberapa perubahan kebiasaan konsumsi atau pembelajaan pada generasi muda.

Fokus pembeli segmen ini menurutnya tidak lagi kepada aset rumah, tanah melainkan mereka lebih mengutamakan: membeli sesuatu yang menarik untuknya.

"Tren seperti ini terlihat ada di pasar Korea, Indonesia juga Cina, yang mana generasi muda lebih menitikberatkan pada teknologi, lingkungan, juga dengan adanya isu seperti pemanasan global, generasi muda lebih dinamis," ujarnya.

Dengan tren dan cara pandangan ini, mereka cenderung mengharapkan ada perusahaan yang membawa ide-ide baru, teknologi baru, pengembangan baru. Hal ini yang akan dipenuhi Ferrari pada 2025.

"Ferari akan meluncurkan mobil elektrik penuh, yang mana saat ini sudah ada versi hybridnya," katanya. 

Ia pun menyambut baik kebijakan pemerintah yang memberikan keringanan pajak kendaraan listrik dan akan menguntungkan. "Pada 2025 ketika kami meluncurkan mobil listrik penuh, dengan adanya kebijakan pengurangan pajak ini kami juga mengambil kesempatan di sana," ujarnya. 

Langkah pemerintah yang terus membangun infrastruktur ke depannya juga akan membantu eksosistem kendaraan listrik, kendati memerlukan waktu. Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara khususnya. 

Dia pun mengungkapkan, Indonesia memiliki pasar mobil mewah yang menjanjikan, meski kompetisinya cukup ketat. Ada sebagian merek yang sukses, tapi ada juga sebagian yang keluar dari pasar.

Ferrari menyatakan, secara konsisten memenuhi janjinya: fokus tidak mengejar volume penjualan, melainkan nilai (value). "Ini akan menjanjikan untuk investasi di pasar. Sehingga kami menekankan pada performa kinerja dan desainnya. Sehingga nantinya saat perekonomian Indonesia lebih menjanjikan, kami melihat adanya peluang sukses ke depannya," katanya.

Terkait keberlangsungan merek dan usahanya ke depan, perusahaan optimistis tetap berada pada posisi cukup kuat dan percaya diri mampu memenuhi harapan pasar dengan kinerja Ferrari dari sisi teknologi, desain, dan juga untuk pengembangan.

"Kami sedang mengelola suplai yang ada di pasar, kami juga secara ketat ingin membuat konsumen merasa Ferrari bukan mobil yang membosankan, dan secara terus menerus menawarkan pembaruan yang tidak hanya di satu teknologi tapi juga di teknologi baru, seperti mesin. Kami juga ingin secara berhati-hari melihat bagaimana perkembangan pasar," ujarnya.

Related Topics