LUXURY

Vintage Electric Bike Akan Perluas Pasar di Indonesia

Kisah Andrew Davidge membangun Vintage Electric Bike

Vintage Electric Bike Akan Perluas Pasar di IndonesiaVintage Electric Bike. (Doc: Instagram VintageElectric)
03 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketika berbicara tentang sepeda klasik, kebanyakan orang mungkin membatasi ekspektasi mereka dalam hal kenyamanan dan kecepatan. Sebab keunggulannya seringkali lebih dititikberatkan pada sisi desain: frame, warna cat, sadel, slebor, atau katengkas pada rantai —yang menciptakan karakter kuat dan memantik nostalgia. Tapi Vintage Electric Bike mendobrak cara pandangan demikian. 

Berdiri sejak 2013 di Santa Clara, California, Amerika Serikat, perusahaan yang mengambil dua kata yang terdengar kontradiktif—antik dan elektrik—pada jenamanya itu justru berhasil memadu padankan keduanya. Klasik bukan berarti kuno. Dan ketangkasan tak harus abai terhadap desain dan kenyamanan.

Dalam hampir satu dekade terakhir, Vintage Electric Bike telah meluncurkan empat model sepeda listrik premium yang menyita perhatian: Roadster, Scrambler, Tracker Classic, dan Shelby. Keempatnya menawarkan sensasi mengendarai motor dengan kesederhanaan ala sepeda. 

Kepada Fortune Indonesia, Founder Vintage Electric Bike Andrew Davidge mengatakan tiap sepedanya dirancang dengan performa dan keunggulan berbeda. Tapi, rata-rata produk mereka menawarkan kecepatan hingga 40 mill atau 60 km per jam.

Baterai 72 Volt yang mereka gunakan memiliki daya hingga 1.152 Watt hour—salah satu yang terkuat di kelasnya—dan mampu  menggerakkan mesin 4.000W. Yang menarik, sepeda ini menggunakan pengereman regeneratif melalui tuas rem belakang. Hal ini memungkinkan energi kinetik dari pengereman dapat diubah menjadi listrik yang secara otomatis terisi ke dalam baterai.

Tak hanya itu, Vintage Electric Bike juga menaruh perhatian lebih pada Kenyamanan pengguna. Sensor torsi yang melekat pada mesin akan menerjemahkan cara Anda mengayuh pedal, dan membantu Anda menyesuaikan penggunaan bantuan elektrik secara proporsional—mulai dari lembut, lincah hingga ugal-ugalan.

Desain detail dan punya kesan klasik yang kuat terlihat pada pengguna frame aluminium hidro-formed di tiap sepeda—seperti hendak menangkap keanggunan sepeda klasik tahun 50-an. Sementara desain casing baterai aluminiumnya, yang berbentuk mesin vee-twin, mengingatkan kita pada sepeda motor awal abad ke-20. 

Anda mungkin masih merasa asing dengan mereka sepeda prestisius ini. Sebab di Indonesia, penetrasinya pasarnya masih sangat terbatas. Ini juga tak lepas dari harganya yang jauh lebih mahal ketimbang mereka sepeda elektrik lain yang ada di pasar dalam negeri. 

Untuk sepeda tipe Shelby, misalnya, harganya diestimasikan sekitar Rp114,3 juta, sedangkan untuk jenis Roadster, Scrambler, dan Tracker Classic diperkirakan di angka Rp109,8 juta.

Di Indonesia, satu-satunya mitra penjualan resminya adalah Throttle Bike. Selain itu, mereka juga membuka toko online resminya melalui e-commerce Blibli. "Di tahun ini, ada sekitar 30 sepeda yang kami kirim ke pelanggan kami di Indonesia," katanya. 

Sepeda tersebut akan dikirim dari pabrik mereka di Taiwan. "Ketika kami melihat peningkatan permintaan, dan kami membuka pabrik di sana dua tahun lalu. Komponennya berasal dari California, dan kami merakitnya di Taiwan dengan mitra."

Kini, Davidge terus mematangkan strateginya untuk masuk lebih dalam ke pasar Indonesia. Penetrasi mereka berkaitan pula dengan suntikan GDP Venture ke perusahaan. "Apa yang sedang kami lakukan dengan sangat baik adalah mendengarkan. Menunggu umpan balik dari pelanggan, sebab mungkin pasar Indonesia menginginkan fitur yang berbeda dari yang diinginkan pasar AS," katanya.

Awal Mula

Tapi, bagaimana Vintage Electric Bike bermula, menemukan pasar, melakukan berbagai inovasi, mendapat suntikan dana dari pemodal ventura dan berkembang hingga sekarang adalah cerita yang tak kalah menarik.

Ketika memulainya, Davidge masih berumur 19 tahun dan duduk di bangku SMA. Ia membuat sepeda elektrik untuk kepentingan pribadi dan diberi nama sebagai Bike Number 26. Kebiasaan bersepeda serta kegandrungannya terhadap mobil dan motor klasik mendorongnya melakukan hal tersebut.

Terlebih, ia tinggal di lingkungan yang dekat dengan Silicon Valley—tempat berbagai teknologi terbaik di dunia dilahirkan. "Jadi saya bisa gabung dua passion saya dengan the best technology yang ada."

Sepeda yang ia gunakan sehari-hari itu ternyata cukup menarik perhatian. Tapi ketika seseorang memintanya membuat sepeda serupa, ia tak memiliki modal yang cukup. "Saya meminta uang kepada orang tua saya untuk merakit pesanan sepeda pertama," katanya. 

Setelahnya ia membuat dua prototipe sepeda yang sama dan membawanya ke salah satu pameran mobil antik terbesar di Amerika Serikat. "Dari sana saya menjual 40 sepeda vintage electric dalam sehari," ungkapnya. 

"Dan begitulah awalnya. Pada saat itu saya putus sekolah dan menyewa ruang kecil dengan teman saya, kami mulai membangun semuanya. Kami mengelas, mengecat semuanya, kami akan melakukan segalanya. Kami menghabiskan waktu 14-15 jam sehari untuk membuat barang ini sampai ke pelanggan."

Meski harga sepeda yang ia jual terbilang mahal, Davidge meyakinkan bahwa hal tersebut sebanding dengan apa yang didapatkan konsumen. Dalam hal baterai, misalnya, mereka terus melakukan inovasi dan melakukan upgrading produk-produk mereka yang telah digunakan konsumen. 

"Ada banyak sepeda listrik di pasar di mana mereka keluar dengan harga yang lebih murah, tetapi satu atau dua tahun ke depan Anda mencoba untuk mendapatkan baterai dan sepeda Anda tidak bisa mendapatkan apa pun," imbuhnya.

Ia juga memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan Vintage Electric Bike selalu kompatibel dari tahun ke tahun, bahkan untuk produk sepeda pertama yang mereka jual di tahun 2013. Ia mencontohkan misalnya, ketika Vintage Electric Bike melakukan peningkatan kualitas rantai penggerak, mereka membawa lebih dari 150 sepeda dari seluruh Amerika Serikat kembali ke fasilitas perakitan mereka untuk melakukan pembaruan.

"Kami meningkatkannya dengan drivetrain baru, dan kemudian mengirimkannya kembali ke pelanggan kami," tuturnya.

Ia juga sadar betul bahwa pasarnya adalah orang-orang yang sebelumnya sudah memiliki atau ingin memiliki sepeda motor, tetapi tidak mau berurusan dengan perizinan, registrasi, dan bahan bakar. 

Karena itu, slogan internal perusahaannya adalah "membangun sepeda motor untuk mobil guys." Dan, yang paling penting, kata dia, "Kami di sini bukan untuk menjadi Trek atau Spesialisasi berikutnya. Kami mengenal pelanggan kami dan melakukan segala daya kami untuk membuat hidup mereka lebih baik melalui produk kami."

Related Topics