Permintaan Barang Mewah Lesu, Burberry Pangkas 1.700 Pekerja

Jakarta, FORTUNE - Burberry Group mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.700 karyawan secara global. Produsen mantel trench asal Inggris ini berupaya menjadi lebih gesit dalam menghadapi melemahnya belanja konsumen yang terus menghantui sektor barang mewah.
Perusahaan menyatakan bahwa perubahan organisasi ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Langkah tersebut diperkirakan akan menghemat 60 juta pound sterling (sekitar US$79,8 juta) pada tahun fiskal yang dimulai April 2027. Penghematan ini merupakan tambahan dari program pemangkasan biaya sebelumnya senilai 40 juta pound.
Pada November lalu, Burberry meluncurkan sejumlah inisiatif untuk membangkitkan kembali merek mereka di bawah kepemimpinan Joshua Schulman, yang mulai menjabat sebagai CEO pada 2024. Fokus utamanya adalah memperkuat lini produk andalan, seperti pakaian luar dan syal.
Melansir The Wall Street Journal, Chief Financial Officer Burberry, Kate Ferry, dalam keterangan resmi pada Rabu (14/5) mengatakan rencana PHK ini akan memengaruhi sekitar 20 persen dari seluruh karyawan Burberry. Mengacu pada laporan tahunan terakhir, perusahaan memiliki 9.336 karyawan hingga akhir Maret 2024.
Schulman juga menyampaikan bahwa sebagian besar perubahan akan menyasar tim kerja kantoran di berbagai negara. Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi tenaga di jaringan ritelnya dengan menyesuaikan jadwal tim toko dengan jam kunjungan puncak. Burberry juga berencana menghapus shift malam di pabriknya di Castleford, Inggris.
Meskipun demikian, Burberry memastikan tetap akan memproduksi mantel trench di Inggris serta mempertahankan keahlian tradisional Inggris. Schulman menambahkan, perusahaan akan mengucurkan investasi besar ke fasilitas Castleford pada paruh kedua tahun fiskal.
Schulman mengatakan strategi baru yang diusung sejak November masih tetap dijalankan, "Strategi "Burberry Forward" dirancang untuk membangkitkan kembali daya tarik merek dengan memperkuat posisi Burberry di segmen pakaian luar, menyeimbangkan portofolio produk, serta menonjolkan karakter khas Inggris melalui sentuhan estetika London dan gaya komunikasi yang cerdas dan jenaka," ujarnya, mengutip World Footwear.
Burberry juga tengah membangun kembali budaya kerja berperforma tinggi dengan menekankan kejelasan organisasi, disiplin dalam eksekusi, serta pengambilan keputusan berbasis data. Dengan fokus kuat pada produktivitas, penyederhanaan, dan disiplin keuangan, perusahaan menargetkan untuk kembali meraih pendapatan tahunan sebesar 3 miliar pound sterling (setara 3,6 miliar euro) dalam jangka panjang.
Perusahaan menyatakan tetap percaya diri dengan strategi barunya untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai jangka panjang. Namun, menjelang periode perdagangan musim liburan dan di tengah ketidakpastian kondisi makroekonomi global yang terus berlangsung, Burberry belum dapat memastikan apakah kinerja perusahaan akan terdorong.